Kita selalu melihat bahwa sepakbola kita secara individu, skill para pemain tidak kalah dengan pemain2 asia, bahkan dunia, bedanya hanya pada fisik saja, tapi secara team kita kalah jauh, itu sudah kelihatan 10 thn lalu, tapi anehnya pengurus hanya bisa menonton tanpa bisa berbuat banyak. Yang terjadi adalah kita masih sebatas tingkat kampung.
Setiap pertandingan timnas, kita selalu melihat timnas yang menyakinkan akan juara, tapi setelah sesampai di final mereka selalu kandas. banyak yang bilang pertandingan sudah di jual, ada mafianya dll.
Banyak Teman2ku selalu bilang (dengan bersemangat) "kok bisa kalah sih, padahal main bagus... tapi kok nggk pernah juara ya??? "
"Padahal di penyisihan bisa ngalahin banyak gol. kok di final bisa kalah..."
"masak kita udah unggul, eh malah ketinggalan..."
"kok adu finalti aja bisa kalah..."
"finalti udah unggul masih juga kalah...."
"kok... @#%%^&^&^*#$#@!*?}:}{$@##@#@## ???????? "
sepakbola ini milik rakyat, jutaan orang menonton dan ratusan juta orang berdoa, dari para kyai, orang kaya dan miskin, sampai kaum duafa doa mereka bagaikan doanya hamba2 yg teraniaya, yang artinya doa2 yang akan di ijabah / dikabulkan oleh Allah S.W.T.
Tapi apa jaya... eh daya... Allah belum mengabulkan doa2 mereka. olah raga ini sudah menjadi sangat sakral di negeri ini, tontonan dan harapan ratusan juta rakyat.
Disini banyak pengurus yg saling jegal antar pengurus, suporter hanya jadi objek pembodohan mereka.... yang haus akan kekuasaan dan materi. tidak ada lagi saling merangkul untuk bersalaman dan bahu membahu, yang tidak sehaluan (sehaluan korupsi) silahkan nyingkir kalo nggk ya di tendang. (laporan keuangan yang tidak jelas). dan kaum2 ini kini masih berkuasa.
Saya sih tenang aja jawabnya..... "gimana mau juara??? (sambil usap2 dagu). Saya sih udah nggk heran"
"Lu liat aja, orang yg korupsi dan di hukum di penjara aja, masih bisa memimpin...." gimana itu ceritanya. Masak kita mau di pimpin orang2 seperti itu??? "mana mau Allah ridho".
"Lu tau nggk apa kata Allah.... "
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11”
- Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang, menundukkan matahari dan bulan.
Eh... Begitu ada pertandingan timnas lagi berikutnya dan selesai, temanku bilang "mungkin ada benernya juga kata2 lu tentang ridho Allah di QS 13:11" biasanya dia selalu bersemangat untuk cerita, baik kalah ataupun menang.
So... Apakah nanti malam, kita masih mengalami dan merasakan hal yang sama?? kita doakan saja TIMNAS Menang. Kasian mereka2 yang sudah berpeluh keringat, tapi gagal oleh karena tidak ridhonya Allah untuk memberikan kita kemenangan.
“Karena nira setitik, rusak susu sebelanga”
Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H