Mohon tunggu...
Wijanarko Dwi Utomo
Wijanarko Dwi Utomo Mohon Tunggu... wirausaha -

Seorang anak lelaki, seorang suami dan seorang ayah, yang punya banyak dosa, dan mencoba untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Blogger, Bitcoin Miner, Bekerja dari rumah memanfaatkan teknologi internet.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengelola Keuangan Dari Pemula

4 Februari 2014   13:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat pertama kali bekerja, saya pernah dibayar hanya beberapa ratus ribu rupiah per bulan, dan rasanya sudah bangga karena berhasil lepas dari ketiak orang tua. Beberapa tahun kemudian setelah lulus kuliah dan pindah perusahaan, penghasilan saya per bulan pun meningkat lebih dari 2 kali lipat, hal ini semakin meningkatkan rasa percaya diri saya. Sekarang alhamdulillah, setelah beberapa kali berpindah perusahaan, penghasilan rata-rata per bulan sudah tembus 6 digit. Besar dan kecil sebuah penghasilan adalah relatif, namun apa yang saya dapat sekarang membuat saya sangat bersyukur karena dibekali ilmu melalui kedua orang tua saya.

Pertanyaaan selanjutnya, kalau sudah punya penghasilan sendiri bagaimana mengelolanya agar bisa memenuhi kebutuhan hidup dan mewujudkan cita-cita kita?

Jawabannya ternyata sederhana. Dalam hidup ini, manusia selalu dihadapkan pada 2 hal yaitu kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan adalah sesuatu yang wajib kita penuhi untuk dapat bertahan hidup, ini definisi pribadi saya. Sedangkan keinginan adalah sesuatu yang boleh kita penuhi bila kita sudah mampu, tetapi jika tidak pun kita tetap bisa hidup.

Pengelolaan penghasilan yang paling sederhana yang selalu saya lakukan adalah begitu menerima gaji, saya selalu memilah-milah kebutuhan yang harus saya penuhi di bulan tersebut, seperti: Uang belanja bulanan, Uang tagihan listrik/telpon/air/pulsa, Uang sekolah anak, Uang transport anak, Tagihan kartu kredit/KPR, dan Zakat/Infaq/Sodaqoh, Premi asuransi. Setelah itu sisanya selalu saya tabung dengan menyimpannya di sebuah rekening tabungan yang berbeda dengan tabungan operasional, dengan tujuan untuk berjaga-jaga terhadap hal yang tidak terduga.

Cara ini terbukti efektif, setidaknya bagi saya pribadi, sehingga syukur alhamdulillah saya tidak pernah mengalami kondisi tidak punya uang di tengah atau pun di akhir bulan.

Pertanyaan berikutnya, kalau masih lajang sih mudah tapi kalau sudah berkeluarga apakah masih sama caranya?

Jawabannya masih sederhana menurut saya. Kalau cara pengelolaan penghasilan sederhana itu sudah dilakukan sejak masih lajang, tidak diperlukan penyesuaian yang besar ketika sudah menikah kelak.

Struktur penghasilan karyawan (swasta) itu biasanya seperti apa sih?

Saya coba share ya, siapa tahu bermanfaat. Sebagai karyawan di sebuah perusahaan biasanya perusahaan tersebut memiliki kebijakan kompensasi dan benefit bagi karyawannya, meliputi:
1. Gaji Pokok
2. Uang Transport
3. Uang Makan (tidak semua perusahaan memberikan benefit ini) berupa uang ataupun natura (makanan)
4. Uang Komunikasi (biasanya diberikan kepada karyawan dengan tugas tertentu seperti Marketing/Sales)
5. Uang Lembur (diberikan kepada karyawan pada level operasional bila bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan Undang-undang).

5 item penghasilan tersebut diatas biasanya kita terima bulanan. Namun jangan lupa karyawan pun sebenarnya mendapatkan penghasilan yang sifatnya tahunan seperti:
1. Tunjangan Hari Raya
2. Tunjangan Perumahan (tidak semua perusahaan memberikan benefit ini)
3. Tunjangan Cuti (tidak semua perusahaan memberikan benefit ini)
4. Tunjangan Kinerja (tidak semua perusahaan memberikan benefit ini)
5. Bonus Akhir Tahun (tidak semua perusahaan memberikan benefit ini)

Dengan adanya item penghasilan yang kita terima tahunan, sesungguhnya kita punya tabungan tanpa kita sadari. Namun seringkali item penghasilan tambahan ini habis terpakai digunakan untuk memenuhi keinginan kita seperti membeli gadget/alat elektronik, membeli pakaian, dan lain sebagainya.

Kalau kita dapat THR kan sudah sewajarnya kalau kita habiskan untuk memenuhi kebutuhan hari raya!

Nah saya punya satu tips lagi, untuk keperluan rutin tahunan seperti hari raya, bayar pajak STNK, beli hewan qurban, sesungguhnya kita bisa menghitung semua keperluan tersebut diawal kemudian totalnya kita bagi dengan 12 agar setiap bulan kita bisa menyisihkan penghasilan kita untuk keperluan tersebut. Pada saat waktunya tiba, keperluan tersebut bisa kita penuhi dan THR yang kita terima pun masih utuh dan bisa dialokasikan pada kebutuhan lain yang penting di masa depan.

Kalau kita simpan uang dalam rekening tabungan, sesungguhnya nilai riil-nya akan turun dimasa depan tergerus inflasi!

Benar sekali, makanya dikenal dengan yang namanya diversifikasi. Kalau kita punya kelebihan uang, sesungguhnya kita leluasa untuk memilih instrumen investasi yang tersedia di pasar. Bisa beli logam mulia, Reksadana, Tanah, dan Sedekah. Ya, sedekah. Dengan sedekah, return-nya dijamin akan berkali-kali lipat. Masalahnya hanya Anda yakin atau tidak.

Akhir kata, sesungguhnya setiap orang yang bekerja memiliki peluang yang sama untuk bisa mengelola penghasilannya dengan baik, dengan mengutamakan kebutuhan ketimbang keinginan. Kalau kita bisa mengendalikan diri terhadap kedua hal tersebut dan mampu mengelola penghasilan kita dengan baik, niscaya penghasilan yang kita dapat memberikan manfaat yang optimal untuk diri dan keluarga kita.

Salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun