Verifikasi, Wawancara, Foto, dan Pindai Jari
Tepat pukul 08.00 sesi utama dalam pengurusan paspor dimulai, yaitu verifikasi data formulir, wawancara, foto, dan pindai jari. Terdapat sepuluh loket yang melayani proses ini. Pemanggilan dilakukan satu persatu, namun yang dipanggil untuk gelombang pertama adalah kelompok prioritas yang diberikan kuota sebanyak tiga puluh pemohon. Setelah kelompok prioritas tuntas, baru beranjak ke pemohon on-line dan walk-in. Pada monitor di ruang tunggu terlihat nomor antri yang sedang dipanggil untuk menjalani sesi ini.
Ujian kesabaran harus saya lalui pada sesi ini karena proses sempat terhenti selama kurang lebih lima belas menit akibat matinya jaringan. Satu hal yang lewat dari antisipasi saya adalah dokumen identitas pekerjaan saya di Jakarta. Saya coba klarifikasi kepetugas bahwa persyaratan ini tidak tercantum dan diinformasikan sebelumnya.
Ia menjelaskan bahwa dokumen itu diperlukan karena saya bukan penduduk Jakarta Selatan (sesuai KTP saya) namun mengurus paspor di Kanim Jakarta Selatan. Untuk itu ia perlu memastikan aktivitas apa yang saya lakukan di sini. Awalnya ia meminta kartu nama dan saya tidak membawanya. Kebetulan ada ID card di tas, maka foto copy ID card inilah yang kemudian diminta. Foto copy dadakan bisa dilayani di ruangan sudut lantai dua di tempat duduk pengantri.
Sesi ini diakhiri dengan pemberian slip untuk keperluan pembayaran ke Bank BNI. Sesi ini saya selesaikan pukul 09.15.
Pembayaran
Pembayaran biaya pengurusan paspor dapat dilakukan di Bank BNI atau ATM Bank BNI manapun. Kebetulan di seberang Kanim Jakarta Selatan ada Bank BNI, namun saya tidak melakukan pembayaran di tempat tersebut. Saya membayar melalui teller di Bank BNI di kawasan Pejaten Jakarta Selatan dalam perjalanan pulang. Saat hendak membayar, petugas bank menyampaikan bahwa biasanya perlu selang waktu tiga jam dari selesainya proses di Kanim sampai dengan terbacanya nomor identitas pengurus paspor oleh pihak bank. Sebelum data nomor identitas ini masuk atau terbaca oleh BNI, maka pembayaran belum dapat dilayani.
Sebenarnya kita tidak harus melakukan pembayaran pada hari yang sama dengan pengurusan paspor di Kanim. Hanya saja, perhitungan jumlah hari penyelesaian paspor dihitung dari tanggal pembayaran. Jadi kalau pembayarannya mundur, maka selesainya paspor pun akan mundur. Untuk pengurusan e-paspor biayanya adalah Rp. 655 ribu ditambah biaya administrasi bank sebesar Rp. 5 ribu.
PengambilanPaspor
Seminggu setelah proses, tepatnya 29 Oktober 2015 pukul 11.30 saya tiba kembali di Kanim Jakarta Selatan, langsung menuju counter informasi. Di sini bukti bayar dari BNI dipindai oleh petugas, kemudian saya diberi nomor urut pengambilan. Cukup lima menit saja untuk menunggu panggilan penyerahan paspor. Maka jadilah e-paspor berwarna biru muda milik saya sebelum memasuki waktu istirahat siang pukul dua belas.
Sekedar informasi, jika paspor yang sudah selesai proses tidak diambil dalam waktu satu bulan oleh pemohon, maka paspor tersebut akan digunting dan dinyatakan tidak berlaku. Untuk itu pemohon harus melakukan proses dari awal dan harus mengambil semacam surat keterangan di Kanim seperti halnya pada kejadian paspor hilang. Lebih merepotkan tentunya.
Pembelajaran
Beberapa hal yang dapat saya pelajari dari pengurusan e-paspor kali ini adalah:
• Pastikan Kartu Keluarga (KK) yang dilampirkan salinannya dan dibawa dokumen aslinya adalah versi yang terkini, yaitu yang ada data Nomor Induk Kependudukan (NIK). Saya merasa kasihan pada pengantri nomor urut pertama yang datang sejak pukul empat pagi namun tidak dapat diproses permohonannya karena KK-nya masih versi lama yang belum ada data NIK.
• Jadi untuk yang berniat hadir sebelum pintu gerbang Kanim Jakarta Selatan dibuka pukul 04.30, agar tidak membawa mobil pribadi karena tidak ada tempat parkir mobil. Depan Kanim adalah jalan raya sekaligus halte busway dan jembatan penyeberangan. Tak ada sejengkal pun bidang yang dapat dipakai untuk parkir mobil sembari menanti gerbang dibuka.
• Siapkan barang untuk mewakili kita mengantri, bisa berupa map, buku, tas, atau benda lain yang sebaiknya tidak mudah terbang terbawa angin. Jumlah barang yang diletakkan dalam jalur antri adalah sama dengan jumlah paspor yang hendak kita mohon.
• Jika kita tidak ingin datang sejak awal, kita bisa mengutus orang lain untuk terlebih dahulu antri di Kanim dengan membawa barang-barang tersebut di atas.
• Bagi pemohon lintas propinsi, tidak ada salahnya untuk membawa kartu nama atau ID-card tempat kerja.
[caption caption="e-Paspor Biru Muda"]