Judul tersebut penulis ambil dari perkataan bapak Sihono, Â M.Pd, yang mengisi acara workshop pengayaan kurikulum 2013 yang diadakan pada hari Kamis, 19 April 2018 hari kemarin. Guru memang sudah sepatutnya menjadi tauladan atau contoh yang baik khususnya untuk peserta didiknya, dari perkataan sikap ataupun keseharian.
Tidak kalah pentingnya perkembangan teknologi yang sangat pesat. Hal ini berdampak besar dalam mempengaruhi karakter siswa. Terkadang juga guru merasa kewalahan dalam mengarahkan dan membimbing siswa.
Dalam pemikiran penulis, ini salah siswa atau guru?? Jawabnya adalah intropeksi diri. Apakah guru sudah mengoreksi diri, apakah benar-benar sudah menunjukkan kepada siswa bahwa memang guru itu mampu menunjukkan kepada siswanya bahwa guru itu memang pioneer. Artinya guru itu mampu membentuk karakter siswa, mampu menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran dan dalam sikap ucap keseharian. Guru mampu menciptakan suasana yang kondusif dan menciptakan sekolah yang cinta akan kedamaian, cinta kedamaian, dan cinta kebersihan.
Maka, mari menjadi guru pioneer. Diawali dari diri pribadi guru sendiri. Memang, kompleksitas kehidupan sangat tinggi. Namun demikian, perlu membentuk mindset bahwa kita adalah orangtua dari anak-anak yang kita lahirkan. Merekalah yang menjadi penerus kita. Tidak hanya di dunia, tetapi juga yang mendoakan kita ketika kita sudah meninggal dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H