Mohon tunggu...
Iswahyudi
Iswahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Usefull for all

Sampaikan walaupun satu ayat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

HTN 2020, Dosen Faperta UIM Pamekasan Perkenalkan Trap Barier Sistem Tikus Ramah Lingkungan Pertama di Madura

24 September 2020   13:11 Diperbarui: 24 September 2020   13:15 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 2020

Hama yang selalu membuat khawatir petani saat menanam padi adalah Tikus sawah (Rattus argentiventer). Hama tersebut merupakan hama yang paling merusak dan merugikan petani. Apalagi saat tanaman padi petani menjadi yang pertama muncul malai atau yang terakhir, karena pada saat itu tikus berfokus pada lahan tersebut.

Saat ini ada lahan salah satu petani di Daerah Desa Pademawu Timur yang masih belum panen, dikarenakan tanam padi diakhir musim. Di tempat itu, petani bingung bagaimana caranya mengendalikan hama tikus. Maka dari itu Tim Pengandian Masyarakat dari Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura melakukan kegiatan penerapan teknologi pengendalian hama tikus.

Ketua Tim Pengabdian Moh. Ramly, M.P menyatakankan teknologi TBS untuk tikus ini merupakan hal baru di Madura, yang mana efektif mengendalikan hama tikus yang ramah lingkungan dan berdampak jangka panjang.

Anggota tim Iswahyudi, M.Si menambahkan, Trap Barrier System (TBS) merupakan teknik pengendalian tikus dengan prinsip memasang pagar pelindung di lahan padi dan perangkap tikus.

Saat ini, TBS yang diterapkan dengan keliling lahan adalah 160 meter. Tanaman dipagari dengan plastik mulsa setinggi 1,2 meter, dimana bagian bawah ditambal dengan tanah basah agar rapat sehingga tikus tidak masuk. Bubu perangkap di pasang di dalam sisi pagar plastik. Bubu perangkap dibuat dari  kawat ayakan pasir kasar berbentuk kubus dengan sisi-sisi lebar dan tinggi masing-masing 20 cm dan panjang 40 cm.

Di bagian depan bubu dipasang pintu masuk tikus berupa corong dari anyaman kawat memanjang sekitar 12 cm dengan diamater kurang lebih 5 cm yang mengerucut ke ujungnya. Pintu untuk mengeluarkan tikus yang tertangkap ada di bagian belakang bubu.

Sistem kerja TBS adalah “Tikus akan masuk ke TBS karena mencari padi yang mengandung pati/karbohidrat sebagai kebutuhan pakan pokok guna tikus berkembang biak.”

Bubu berangkap di pasang sore hari dan diperiksa pagi hari. Tikus yang terperangkap dalam bubu dibunuh dengan cara ditenggelamkan. Menurut Marchel, M.P Anggota tim lainnya. TBS ini cukup efektif, setiap harinya menangkap 1-15 ekor tikus. Jumlah sarang aktif tikus di sekitar lokasi pemasangan TBS juga turun signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa TBS efektif menurunkan populasi tikus di lapangan.

Moh. Ramly, M.P menambahkan, pemasangan TBS efektif mengendalikan hama tikus dengan beberapa catatan.

Yang pertama adalah apabila dipasang dengan benar, baik cara pemasangan, waktu pemasangan dan tanaman padi , yakni padi fase vegetatif awal.

Yang kedua, pola tanam dengan selingan bukan padi dan waktu tanam padi serempak perlu dikembangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun