Kala aku bersilah di depan gunung kecil yang enak rasanya, bukan indah pemandangannya
Gunung kecil yang terbuat dari nasi putih bukan dari tanah dan batu cadas
Itulah gambaran ku tentang sebuah tumpeng yang berada di depankuÂ
Baru melihat saja sudah membayangkan nikmatnya ....bagaimana gitu
Belum lagi melihat sekelilingnya, ada beragam  kudapan yang terbentang di atas tampah yang beralas daun pisang yang berwarna hijau
Ada urap - urap, ayam panggang bumbu rujak, sayur kluwih, telur rebus, tahu tempe goreng dan rempah kelapa.......aduh  seakan  tak kuasa menahan gejolak nafsu makan
Sayang masih harus menunggu karena belum dibacakan doa
Amin...amin,  seraya  mulut  saya  otomatis berkataÂ
Semoga doa lekas usai dibaca oleh Bapak sesepuh desa
Akhirnya pun tiba, takir - takir dari daun pisang dibagi rata kepada siapa saja yang hadir disana
Nasi putih yang pertama dibagi kepada semua
Tak lupa urap - urap, telur rebus, sayur kluwih, tempe tahu dan rempah juga dibagi kepada semua
Aduh....betapa nikmatnya makan bersama kerabat yang hadir disana
Itulah tumpeng, Â warisan budaya leluhur nusantara yang masih terjaga
Kearifan kuliner warisan leluhur  yang tak ada duanya di belahan dunia...... di manapun juga
Semoga tumpeng bisa eksis  sepanjang masa
Tumpeng nusantara memang tiada duanya dan akan tetap dijaga keberadaannyaÂ
Siapa lagi yang akan melestarikannya kalau bukan kita sebagai generasi penerusnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H