Mohon tunggu...
Chuck Wisnoe
Chuck Wisnoe Mohon Tunggu... Wiraswasta - The cool.....

What is done in a hurry is seldom done well

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Asal Muasal Nama Lontong Balap

13 Februari 2021   13:43 Diperbarui: 13 Februari 2021   23:19 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pikulan Lontong Balap Asli ( http://blognyasetiyo.blogspot.com )

Kalau Anda lagi  berkunjung  ke Surabaya, jangan lupa untuk mencoba mencicipi kuliner yang ada disana. Orang Surabaya, mayoritas menyukai makanan yang rasanya pedas dan agak asin, memang itulah ciri khas di kota Pahlawan. 

Di Surabaya, anda bisa  menjumpai beragam kuliner, seperti  rujak cingur, tahu campur, lontong balap, rawon,  tahu tek, semanggi, lontong kupang, sego babat, soto daging madura, bakso, bebek goreng, pecel, pangsit jembatan merah, soto ayam lamongan dan sebagainya. 

Salah satu dari kuliner di atas, yaitu  lontong balap yang legendaris dan menjadi makanan favorit di Surabaya. Lantas asal muasal nama lontong balap, darimana ?

Salah satu versi seperti  yang saya kutip dari Wikipedia, yaitu Para penjual lontong balap ini, untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo, dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berpacu sesama penjual (dalam bahasa Jawa: balapan), dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.

Namun saya mempunyai versi pendapat yang berbeda, menurut saya kenapa diberi nama lontong balap karena para  penjual  dulu ketika jaman revolusi masih menggunakan kemaron besar yang dipikul dan mungkin karena saking beratnya beban yang dipikul maka penjual secara otomatis harus berjalan dengan cepat supaya mereka cepat sampai di tempat mereka berjualan di pasar wonokromo. 

Coba bayangin dengan beban seberat itu, seandainya  mereka jalannya " klenuk - klenuk " wah bisa semplok pundaknya....he...he...he. Akhirnya, orang menyebutnya lontong balap. Karena para penjual lontong balap seperti orang yang lagi balapan ( saling beradu cepat ) pada saat memikul barang dagangnnya itu.

Jaman sudah berubah, tampilan  lontong balap yang dulunya dipikul juga ikut berubah. Sekarang banyak penjual lontong balap yang menggunakan rombong dorong yang memakai roda, tetapi untuk tempat kecambahnya tidak pakai kemaron lagi, diganti dengan panci lurik.

Memang masih ada penjual yang tetap mempertahankan pikulan dengan kemaron besar tetapi sudah permanen tempatnya ( manggon )  alias tidak perlu keliling lagi  menjajakan lontong balap. 

Penjual lontong balap  tersebar di Surabaya, makanya ada nama lokasi  lontong balap yang terkenal tempatnya, sebut saja lontong balap jalan Tidar, lontong balap Sampurna ( dekat pabrik rokok Sampoerna ), lontong balap Kepanjen ( dekat SMPN 2 Surabaya ), lontong balap Rajawali dan lainnya.

Ya itulah sekilas cerita tentang lontong balap. Semoga makanan asli nusantara yang bergizi  ini tetap eksis sampai kapanpun juga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun