Mohon tunggu...
Chuck Wisnoe
Chuck Wisnoe Mohon Tunggu... Wiraswasta - The cool.....

What is done in a hurry is seldom done well

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketika Hanya Doa " Sukmum Bukmum " Yang Saya Hapal

1 Februari 2021   21:02 Diperbarui: 2 Februari 2021   13:49 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerombolan Preman ( Pixabay )

Ada suatu kejadian di luar nalar yang saya alami  ketika saya masih kuliah di Semarang. Tetapi pengalaman ini bukan terjadi  di Semarang  akan tetapi di  Surabaya , kota kelahiran saya. Seingat saya pada tahun 1990 , masih awal - awalnya saya kuliah di UNDIP kala itu.

Ceritanya seperti ini , saya waktu itu malam hari  sekitar jam 23.00 mau balik ke Semarang . Kalau pergi ke Semarang malam seperti ini , saya harus ke terminal Wonokromo ( Terminal Purabaya / Bungurasih masih belum ada ). Kalau pagi baliknya , saya masih bisa naik bis dari terminal Jembatan Merah.

Pada saat saya mau balik ke Semarang , saya waktu itu diantar oleh Bapak ( almarhum ) dibonceng naik vespa menuju ke terminal Wonokromo yang jaraknya lumayan jauh di tempuh karena rumah saya di daerah Tanjung Perak  kurang lebih. 20 km  dari ujung utara menuju ke ujung selatan Surabaya.

Sesampai di bawah jembatan penyeberangan mayangkara ( red = jembatan dekat Bonbin Surabaya ) saya turun dan pamitan sama Bapak. Lantas , untuk menuju ke terminal Wonokromo saya harus naik melalui jembatan penyeberangan yang waktu itu gelap tidak ada penerangan lampunya alias lampunya mati , jadi suasananya gelap di atas jembatan itu. 

Tanpa pikir panjang , saya bergegas naik ke atas jembatan, ....duk ...duk bunyi  sepatu saya menyentuh tangga jembatan yang terbuat dari besi saat itu. Gelap jembatan itu karena tidak ada lampu yang hidup , nah pas , di ujung atas jembatan , saya melihat ada 2 orang lelaki cangkruk sambil mengisap rokok. Saya lewat di depan ke dua orang  itu sambil melangkah memanggul tas ransel saya. 

Saya melangkah terus aja tanpa ada rasa takut sedikitpun saat itu , biasa anak surabaya khan harus bongol ( red = berani ). Eh ...ketika sampai hampir di tengah jembatan , dari sisi sebelah barat jembatan , sayup - sayup saya mendengar bunyi ting...ting di ujung sebelah sana. Wadow , saya lihat ada segerombolan anak muda jumlahnya kira - kira 10 orang yang gak taunya lagi minum minuman keras , baunya alkohol menyengat. 

Saya perlambat langkah saya , dalam benak ini bergejolak takut , mau kembali apa nggak ya. Saya sadar bahwa daerah Wonokromo ini rawan begal / penodongan. Saya punya saudara pernah mengalami penodongan di kawasan itu.

Lantas apa yang harus saya lakukan melihat situasi seperti ini karena saat itu saya lagi mengantongi  uang 1 juta  untuk bayar SPP dan uang kost. Saya takutnya bukan main saat itu , karena saya pikir kalau lewat depan gerombolan orang  gak  jelas   yang  lagi. mabuk itu  pasti saya akan dikompas ( red = dibegal ) dan uang saya pasti akan diminta. 

Tiba - tiba , saya ingat suatu amalan doa yang sering saya baca waktu kecil. Saya hapal nglotok doa itu, saya sering membaca doa ini yang sebenarnya  saya gunakan  untuk membungkam anjing. Maklum saya waktu kecil paling takut sama anjing karena banyak tetangga dekat rumah  yang memelihara anjing. Tidak main - main yang dipelihara anjing herder yang gede banget.

Lalu saya  manyakinkan diri dan pasrah sama Tuhan, saya yakin hanya Tuhan yang mungkin bisa melindungi diri  saya saat itu. Saya pasti tidak berdaya jika harus menghadapi preman sebanyak itu , kalau jumlanya 1 atau 2 orang akan saya lawan tetapi ini banyak , bisa mampus gua dikeroyok. 

Selanjutnya saya tetap melangkah,  sambil tahan napas , saya membaca doa " sukmum bukmum umyum fahum layer jiun " berulang -ulang. 

Saya tetap berjalan menuju tanggah sebelah barat  tempat anak - anak mabuk itu , sambil merapal doa itu , dan masih tahan napas juga. Bayangin berapa menit saya tahan napas dan kebetulan kuat. 

Anda tahu, ketika saya menuruni tangga , saya melihat dengan sadar dimana ada beberapa pemuda lagi mabuk dan tak pakai baju semua, badannya penuh tatto., sangar banget mereka. 

Saya terus melangkah turun melewati preman - preman itu sambil tahan napas dan membaca  doa itu. Ketika saya lewat diantara mereka , sepertinya mereka diam saja sambil terus minum , kok mereka membiarkan saya jalan dan tidak menghentikan saya.

Akhirnya saya sampai dibawah tangga jembatan dengan selamat. Saya segera ambil napas dan mempercepat langkah saya menuju ke terminal Wonokoromo. 

Sambil berjalan, tak henti - hentinya saya mengucap syukur dan terima kasih sama Tuhan yang telah memberi perlindungan kepada diri saya. Terima kasih Tuhan....Terima kasih Tuhan atas pertolonganMu. 

Sesampai di terminal wonokromo , saya segera naik ke dalam bis dan tak lama kemudian bis berangkat menuju ke arah Kota Solo. 

Saya berpikir inilah perlindungan yang saya dapat dari Tuhan , selamat dari kelompok preman Surabaya. Saya heran ternyata doa yang biasanya saya baca untuk membungkam anjing herder ternyata juga bisa membungkam gerombolan preman sepertinya mereka tidak melihat keberadaan saya waktu itu. 

Kalau tidak salah doa itu artinya bisa membuat sesuatu  menjadi bisu, buta dan tuli. Mohon  maaf dan mohon  di koreksi jika saya salah menafsirkan arti doa itu. Namun , bagi saya yang terpenting adalah selamat dari gangguan orang yang akan berbuat jahat. Sekali lagi , terima kasih Tuhan atas semua kuasaMu. 

Demikian , kisah nyata yang saya alami sendiri. Saya semakin yakin bahwa hanya Tuhan yang mempunyai kuasa atas alam fana ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun