Mohon tunggu...
Masino Sinaga
Masino Sinaga Mohon Tunggu... Web Developer -

Web Developer yang lumayan rutin menuliskan pengalamannya di http://www.masinosinaga.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Begini Caranya Mengalahkan Ahok

10 Agustus 2016   11:09 Diperbarui: 10 Agustus 2016   11:20 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koalisi Kekeluargaan yang merupakan gabungan 7 partai (PDI-P, Gerindra, PKS, PPP, Demokrat, PKB, dan PAN) sedang sibuk menentukan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Sepertinya, mereka agak sedikit pusing (kalau boleh saya berasumsi demikian), untuk memutuskan siapa yang akan dipilih untuk "melawan" Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti.

Kita sudah mengetahui bahwa Koalisi Kekeluargaan ini mempersyaratkan 7 kriteria, yaitu: "arif, bijaksana, santun, beradab, bersih, cerdas, dan beretika". Mirip sekali dengan jargon atau kombinasi beberapa jargon Pilkada di daerah lainnya.

Sayangnya, mereka belum berani menguraikan dengan contoh mengenai ketujuh kriteria itu. Mengapa dengan contoh? Karena dengan contohlah perhatian dan simpati masyarakat lebih mudah didapat. Dengan contohlah masyarakat mudah memahami dan tergerak hatinya untuk beralih ke pilihan yang lain.

Oke, kalau tidak mau membahas ketujuh kriteria itu, mari kita bahas satu saja, yaitu: bersih. Untuk keenam kriteria lainnya, anggaplah itu sebagai kriteria klise dan pemanis di bibir saja. Lho, kenapa? Karena kedengarannya mirip-mirip antara yang satu dengan lainnya. Benar atau betul? Hehehe... :)

Apa sih sebenarnya yang mereka maksud bersih itu? Lantas, apa saja contoh dari kriteria bersih itu? Hanya tidak korupsi sajakah?

Kalau kita melihat Ahok selama ini, dia adalah sosok yang bersih. Ini bukanlah penilaian subjektif semata, tapi karena didasarkan pada fakta yang ada. Lagi-lagi, saya lebih suka berbicara berdasarkan fakta, bukan karena suka atau tidak suka dengan seseorang.

Kita sudah mengetahui beberapa kali usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, untuk menjatuhkan atau memfitnah Ahok. Mulai dari  kasus Sumber Waras, Reklamasi Teluk Jakarta, Pembelian Tanah di Cengkareng, dan lain sebagainya, tapi tak ada satupun yang bisa menjerat bahkan membuktikan bahwa Ahok korupsi atau menyelewengkan wewenangnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Kita juga sudah mengetahui selama ini, bahwa Ahok tidak rela jika APDB dihambur-hamburkan atau dikorupsi begitu saja oleh oknum-oknum di DPRD atau di Pemprov DKI Jakarta. Ahok akan tetap mati-matian menjaga uang rakyat itu dari para perampok yang selama ini mengincarnya.

Tidak berhenti di situ saja. Ahok sendiri berani melakukan Pembuktian Terbalik terhadap harta dan kekayaannya. Betapa polos dan beraninya Ahok melakukan hal itu. Belum ada satupun pejabat di negara ini yang berani dengan lantang berteriak sekaligus membuktikan ucapannya sendiri sama seperti yang dilakukan Ahok.

Secara logika, Ahok yang berani bertindak seperti itu, pasti karena dia tidak punya beban. Ahok tidak punya kepentingan apapun. Dia benar-benar bekerja untuk kepentingan masyarakat DKI Jakarta. Ahok ingin membuktikan kepada masyarakat, bahwa dia bersih. Inilah integritas Ahok yang sesungguhnya, sinkron antara perkataan dan perbuatan.

Terlepas dari penilaian orang lain, apakah yang dilakukan oleh Ahok ini, justru diplintir bagi para haters, sebagai sebuah bentuk kesombongan, saya melihatnya hal ini sebagai bentuk keseriusan Ahok ketika mulai menjabat Gubernur DKI Jakarta. Jadi, beda antara istilah sombong dengan berusaha meyakinkan.

Kembali lagi ke kriteria bersih tadi. Apakah seperti itu jugakah contoh dari kriteria bersih yang dimaksud oleh Koalisi Kekeluargaan? Akankah calon yang akan mereka usung nanti berani dan siap untuk melakukan Pembuktian Terbalik terhadap harta dan kekayaan calonnya, sama seperti yang sudah dilakukan Ahok?

Sesudah itu, beranikah sang calon pilihan Koalisi Kekeluargaan ini dengan lantang dan tegas meyakinkan masyarakat DKI Jakarta untuk menjaga APDB dari usaha-usaha yang ingin merampok dan mengkorupsinya? Ataukah justru sang calon diam saja alias tidak berani dengan lantang mengatakan hal yang sama seperti yang dilakukan Ahok?

Apakah jika sang calon diam saja, itu bisa diartikan karena dia memiliki beban yang cukup berat untuk berkompromi dengan pihak-pihak yang selama ini sudah "membantu" mengusungnya di Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti?

Jika sang calon minimal bisa menyamai dengan apa yang sudah dilakukan Ahok tadi, maka ini merupakan modal yang sangat kuat bagi sang calon untuk bisa mengalahkan Ahok. Selebihnya, tinggal memastikan saja bahwa sang calon bisa memenuhi keenam kriteria lainnya tadi.

Jadi, sebenarnya tidaklah muluk-muluk, atau tidaklah susah sama sekali untuk mengalahkan Ahok. Bahkan, Ahok sendiri dengan sadar pernah mengatakan: "Jika ada yang lebih baik dari saya, jangan pilih saya!". Nah, lho, kurang apa lagi baiknya Ahok itu?

Apabila sang calon pilihan Koalisi Kekeluargaan belum berani melakukan hal sama seperti yang sudah dilakukan oleh Ahok, jangan berharap terlalu banyak deh, untuk bisa mengalahkan Ahok di PIlkada DKI Jakarta 2017 nanti. Kecuali jika hanya untuk sekedar meramaikan event Pilkada, silahkan saja.

Bagi siapa saja yang nantinya terpilih menjadi calon pilihan Koalisi Kekeluargaan, siapkan mental dari sekarang. Lakukan minimal hal yang sama yang sudah dilakukan Ahok. Jangan berbuat yang aneh-aneh lagi, seperti yang pernah dilakukan oleh Ahmad Dani, Lulung, atau Yusril. Logikanya sederhana saja, bukan?

Hanya satu saja pertanyaan sambil menutup tulisan ini: "Sanggupkah?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun