Resmi sudah Joan Mir dan Alex Rins membela Honda pada musim depan. Mir ditandemkan dengan Marc Marquez di Repsol Honda sementara Rins berlabuh di LCR-Honda menggantikan Alex marquez.Â
Hengkangnya Suzuki dari ajang MotoGP pada musim depan membuat bursa transfer di sillly season lebih ramai.Â
Ducati melalui sporting director-nya, Paolo Ciabati secara terbuka menunjukkan minatnya pada kedua pebalap itu, meski hanya ada slot kosong di tim satelit mereka. Ketidaksediaan Ducati untuk menyuplai motor dengan spesifikasi pabrikan, membuat Rins memilih LCR-Honda. Mendapat motor sesuai yang dipakai para pebalap di tim utama -Repsol Honda- menjadi daya tarik utama tim ini.
Hey Honda, @HRC_MotoGP & @lcr_team, take care of both our guys, they’re pretty special 💙💙— Team Suzuki Ecstar (@suzukimotogp) August 30, 2022
Sementara Mir, meski dikaitkan erat dengan Repsol Honda, tapi kepastian tak kunjung datang. Bagi juara dunia 2020 itu, tak ada opsi lain selain tim yang kelir motornya gitu-gitu aja itu. Bagi pebalap 25 tahun itu, mending tahun depan menganggur daripada gagal nyemplak RC213v.
Pebalap Papan Atas
Musim 2022 adalah tahun ke-6 kebersamaan Alex Rins dan Suzuki. Rins datang ke paddock Suzuki pada 2017 bersama dengan Andrea Ianone. Didera cidera, Rins tak optimal di tahun pertamanya. Namun dia melesat menjadi penghuni peringkat 5 pada tahun berikutnya. Performanya terus meningkat hingga menduduki peringkat ke-3 saat Joan Mir menjadi juara dunia di musim 2020.Â
Meskipun tak pernah menjadi kampiun di kelas pupuk bawang (Moto3) dan kelas intermediate (Moto2), Rins adalah pebalap papan atas di 2 kelas itu. Prestasi terburuknya adalah peringkat ke-5 di Moto3 dan ke-3 di Moto2.Â
Tak berbeda jauh dengan Alex Rins, Joan Mir pebalap top. Kesuksesannya menjadi juara dunia Moto3 di musim ke dua (2017) diulanginya pada musim 2020 saat ia mempersembahkan title juara dunia bagi Suzuki setelah 20 tahun paceklik.Â
Pencapaian itulah yang membuat mereka begitu istimewa dan membuat bos tim biru, Livio Suppo mengatakan tak ada pebalap lain yang layak menggantikan mereka di Suzuki dan berniat mempertahankan keduanya hingga 2023. Tapi apa lacur, Suzuki membuat keputusan hengkang pada 2023.
Honda Dalam Tekanan
Tumpulnya Pol Espargaro membuat Honda benar-benar kehilangan taji. Diharapkan menjadi pendamping Marquez yang handal, adik Aleix Espargaro itu hanya mampu mengoleksi 1 podium. Tersungkur ke peringkat 17 membuatnya begitu frustasi hingga ia merasa sangat bersyukur kala KTM membuka pintu CLBK.
Marc Marquez yang hanya mengikuti 6 seri dari 13 yang sudah berjalan masih menjadi rider Honda yang terbaik. Hingga seri ke-13, ia menempatkan diri di posisi 15 klasemen. Berkutat dengan penyembuhan cideranya membuat Honda seolah mati kutu.Â
Kondisi itu bukan tak disadari Rins dan Mir. Rins pun berjanji akan all out dan membantu agar RC213V lebih friendly bagi penunggangnya. Namun itu tentu tak mudah jika Honda masih menjadikan Marc Marquez sebagai kiblat dalam pengembangan motor. Apalagi Marquez sendiri mengatakan bahwa ia tak akan mengubah gaya balapnya. Lain hal jika pebalap Honda lain mampu meniru gaya balap Marquez atau setidaknya mampu menguasai motor dengan gayanya sendiri.
Mir Punya Tendensi Gantikan Marquez?
Meski mengantongi kontrak dengan Honda hingga 2024, tapi kemungkinan lain tetap terbuka. Termasuk pensiun dini atau tak kembali ke performa maksimalnya karena cidera yang pernah dialaminya.Â
Selama 2 tahun inilah Mir harus benar-benar menggunakan kesempatannya untuk dapat menyatu dengan Honda. Sebenarnya ia bukan orang baru bagi pabrikan ini. Honda pernah mendukungnya saat bernaung di Leopard Racing di Moto3. Dan hasilnya adalah 1 gelar juara di musim 2017.
Bergabung dengan tim utama pastinya Mir menyimpan asa untuk menjadi pebalap nomor 1 di Honda. Meski taruhannya amatlah besar. Ia harus lebih tangguh dari Jorge Lorenzo dan Maverick Vinales yang sama-sama menyeberang dari mesin ramah ke mesin ganas. Ia pun harus mau diduakan jika Honda masih mengutamakan Marquez, termasuk membantunya mendapatkan waktu yang kompetitif saat kualifikasi dengan towing-nya, hehe.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H