Saking kebeletnya punya motor yang moge look, saya nggak sempat survei ke tempat lain atau setidaknya browse dan bertanya tentang modifikasi motor sport agar lebih lebar layar pandangan saya.
Meski tampangnya nggak memalukan, namun hasil modifikasi bengkel tersebut kurang enak untuk dikendarai. Salah satu sebabnya adalah pemilihan material yang kurang bagus menurut saya.Â
Shock depan upside down yang terpasang sama sekali tak nyaman saat motor melalui jalan berlubang atau berkerikil sekalipun. Radius putar motor pun sangat terbatas karena tangki yang merampas space putaran stang. Ya, kaya moge beneran sih.. kalau mau belok harus miring..
Berulang Kali Masuk Bengkel
Hasil project pertama pun saya nyatakan gagal. Padahal saat itu dana yang keluar mencapai kurang lebih 17 jutaan. Amsiong dah.
Lalu seiring dengan kepindahan ke Yogya, saya pun mencari "dokter" lain yang bisa mengobati penyakit-penyakit pada si Macan. Jatuhlah pilihan pada sebuah bengkel modifikasi di kawasan Jl. Parangtritis.Â
Bermaksud untuk merevisi saja, saya justru merombak total si Macan. Kali ini mengganti hampir semua part bawaan pabrik, dari rangka depan, velg, tangki dan lengan ayun dengan bahan eks moge beneran.Â
Saat itu limbah yang digunakan sebagian besar adalah eks Aprilia RS 125. Hadeuh, anggaran melonjak dengan tingginya.Â
Meski begitu, hasilnya pun tak sesuai harapan. Mungkin salah satu sebabnya adalah saya yang gonta-ganti rencana baik dalam model atau penggunaan bahan tadi. Modifikatornya puyeng kali, ini anak maunya gimana sebenarnya.
Masih tak puas, akhirnya si Tiger masuk ke bengkel terakhir di kawasan Jl. Kaliurang. Di sana saya hanya fokus untuk membuat motor nyaman dikendarai karena dana sudah banyak terkuras.Â