Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Debat Hotman vs Jerinx Layakkah Dinantikan?

1 Agustus 2020   00:20 Diperbarui: 1 Agustus 2020   07:24 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I Gede Putu Astina alias Jerinx SID dan Hotman Paris Hutapea berbalas pantun melalui akun media sosial I Foto okezone.com

Covid itu sengaja diciptakan dan disebarluaskan demi kepentingan segelintir orang. Begitu kata pakar teori konspirasi Kampung Durian Runtuh, Tuk Alang Alang.

Covid-19, Antara Teori dan Realita

Teori konspirasi memang satu sajian yang lazis untuk dinikmati. 

Bahwa di dunia terdapat golongan berkuasa melalui gerakan bawah tanah menjadi plot yang lazim tersaji dalam bahasan tersebut. Dalam praktiknya, lakon itu diceritakan mengorbankan sekian banyak kepentingan bahkan manusia dan kemanusiaan. Bagi mereka, tujuan adalah segalanya. Di lain pihak, menjadi korban adalah resiko bagi mereka yang cuma sebagai penggembira.

Dan teori itu pun berlaku pada peristiwa pandemi Covid-19 saat ini.

Melalui media daring, pandangan itu disuarakan secara lantang, salah satunya oleh musisi asal Bali, I Gede Ari Astina atau yang akrab dikenal sebagai Jerinx.

Beberapa bulan lalu, Jerinx yang diundang dalam Sapa Indonesia, keukeuh membela pendapat bahwa Covid adalah sebuah konspirasi global dengan segala dalil yang dikemukakannya. Saking bersemangatnya, dia terkesan gusar saat meladeni pertanyaan sang host, Aiman Wicaksono. Simak video lengkapnya di sini.

Lalu pada Minggu (26/7/2020), drummer Superman Is Dead (SID) itu mengikuti aksi yang dilakukan oleh sekelompok massa yang menamakan dirinya Masyarakat Nusantara Sehat (Manusa). Mereka melakukan long march dari lapangan Renon, Denpasar, Bali untuk menuntut diberlakukannya hasil rapid test dan swab test sebagai syarat administrasi dalam melakukan perjalanan.*

Menurut Sekjen Front Demokrasi Perjuangan Rakyat Bali (FRONTIER Bali) yang hadir dalam aksi itu, Made Krisna Dinata, hasil tes itu tak menjamin bahwa seseorang benar-benar bebas dari paparan virus Corona. Sehingga dia menduga bahwa pencantuman hasil tes sebagai syarat perjalanan merupakan praktis bisnis belaka.

Meski demo itu dilaksanakan dengan mengabaikan prokotol Covid, Pemerintah Provinsi Bali tak bisa menerapkan sanksi karena penggunaan masker di Bali masih dalam taraf imbauan. Demikian dinyatakan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardha Sukawati sebagaimana dikutip Kompas.

Ulah Jerinx Undang Sindiran Hotman 

Sebelumnya dalam sebuah kesempatan, Cak Lontong menyebut bahwa para penyuka teori konspirasi adalah orang-orang yang memiliki keterbatasan pola pikir. Hal itu disampaikannya saat menghadiri undangan presiden di istana beberapa waktu lalu.

Sontak, pernyataan itu disambut Jerinx dengan tantangan debat live melalui akun Instagram-nya. Hal yang sama dilakukannya saat menanggapi ciutan pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.

"Saya imbau kepada kapolda dan gubernur Bali atas adanya seorang pemain musik di Bali yang terang-terangan mengumpulkan massa dan terang-terangan di media sosial tidak percaya bahwa corona itu merupakan suatu ancaman. Bahwa corona itu merupakan suatu konspirasi," demikian kalimat yang dilontarkan Hotman dalam video di akun Instagramnya pada Selasa lalu (28/07/2020).

Hotman pun menyarankan kepada Pemprov Bali untuk membawa sang musisi ke kuburan para korban Covid-19.

Mengenai tantangan Jerinx terhadapnya, Hotman nampak tak terlalu menanggapi serius. Meski mereka tampak berbalas pantun melalui akun media sosialnya masing-masing.

Hotman vs Jerinx, Personifikasi Realita vs Teori

Hotman Paris dan Jerinx mewakili 2 profesi yang berbeda. 

Hotman adalah pengacara yang selalu berkutat dengan hal-hal fisik yang digunakan dalam berperkara. Bukti dan saksi adalah sebuah hal konkrit yang harus dicari dan dipelajari dalam menangani sebuah kasus. Tanpa bukti, seorang kriminal bisa saja lolos dari hukuman. Dengan kesaksian, seorang kriminal tak dapat melenggang bebas dari kejahatannya.

Sementara Jerinx yang merupakan seorang musisi selalu berhadapan dengan kreasi, sebuah kata yang mewakili hasil olah pikir dan rasa. Sebuah kata yang mendeskripsikan sesuatu yang ada karena diciptakan. Dia menjadi sebuah hal konkrit karena perbuatan seseorang yang menelurkannya dari pikiran.

Sehingga jelas, Hotman dan Jerinx adalah para expertise yang berkutat dengan alam yang berbeda. 

Dalam skala 0 hingga 10, kebenaran sebuah teori konspirasi bisa menempati posisi di manapun. Ia bisa memuat kebenaran atau bernilai 0 karena hanya berkutat pada dugaan-dugaan yang berasal dari otak-atik dan potongan-potongan berita serta pengakuan.

Bila pun memuat kebenaran, sangat mungkin bahwa tak seluruh fragmen yang menjadi penyusun sebuah serial teori itu bernilai benar. 

Wong polisi saja saat menggali fakta dari sebuah tindak kriminal, melakukan rentetan prosedur pengumpulan informasi dari penyelidikan, penyidikan, olah TKP dan sebagainya. 

Bisa dibandingkan dengan mereka yang menyusun hipotesis berdasarkan dugaan dan tanpa bukti konkrit yang bisa dipertanggungjawabkan.

Meski mengandung kebenaran, teori konspirasi tetaplah sebuah teori. Boleh saja mempercayai, namun tak ada salahnya pula jika menempatkannya di keranjang sampah.

Betewe, jika memang nantinya Bang Hotman mau melayani tantangan Jerinx, para pembaca mau nonton nggak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun