Beberapa waktu lalu, Iannone membuat gerah Espargaro lantaran berkomentar mengenai perannya dalam pengembangan RS-GP. Sebagai yang lebih senior, wajar Espargaro merasa tersisihkan. Iannone pun akhirnya mengklarifikasi pernyataannya itu.
Pada awal 2019, saat masih terseok-seok dengan tunggangannya, Iannone pun pernah melayangkan kritiknya. Â
Pengguna nomor 29 itu mengatakan pengembangan Aprilia tak akan produktif jika pebalapnya terus berusaha untuk beradaptasi dengan pacuannya. Seperti yang dilakukan Espargaro. Dia pun menilai arah pengembangan RS-GP tidak berjalan semestinya.*
Sebelumnya, Espargaro pernah menunggangi Ducati, Yamaha dan Suzuki. Sementara Iannone pun akrab dengan Desmosedici dan GSX-RR. Artinya mereka sama-sama pernah menjajal motor dengan konfigurasi mesin berbeda. Ducati yang berkonfigurasi V4 dan Yamaha-Suzuki yang bermesin Inline 4 silinder.
Aprilia RS-GP sendiri telah mengalami 3 kali perubahan mayor dalam 5 tahun tetakhir. Pada 2015, motor itu menganut V4 dengan sudut 60°. Lalu pada 2016, terjadi perubahan menjadi V4 75°.Â
Yang terakhir, pada tes pramusim di Sepang Februari lalu, Aprilia menghadirkan motor yang benar-benar baru. Mengadopsi konfigurasi mesin V4 90° seperti yang dianut Ducati dan Honda, RS-GP versi 2020 diyakini lebih bertenaga dibanding generasi sebelumnya.
Reuni dengan Ducati?
Performa Iannone di atas mesin V4 memang terlihat lebih garang dibandingkan saat dirinya menggeber motor inline 4.
Hal itu bisa ditilik dari statistik penampilannya di atas Ducati yang mampu berada di 10 besar selama 2 tahun. Yakni peringkat ke-5 di musim 2015 dan posisi ke-9 di tahun 2016. Namun dia berubah jadi memble setelah melompat ke Suzuki di tahun berikutnya. Â
Bisa jadi rekam jejak itulah yang membuat Pramac Ducati membuka diri untuk melakukan reuni dengannya. Yup, sebelum ke tim pabrikan Ducati, Iannone adalah pebalap tim satelit. Dan sang Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, pun tak berkeberatan dengan hal itu.*