"Pemerintah sekarang sedang menyiapkan juga satu rencana kebijakan agar orang tidak mudik dulu," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud, MD saat melakukan video conference dengan awak media, Jumat (27/3) sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Mudik Dilarang, Momen Melayang
Covid-19 memang luar biasa. Pantas disebut sebagai wabah mengerikan di awal milenium ke dua. Hingga kini, virus antar benua itu terhitung sudah menginfeksi 900 ribu lebih orang di seluruh belahan dunia. Dia pun telah mengintervensi semua lini dari politik, ekonomi, tradisi hingga reliji.
Cina dan Amerika Serikat yang sebelumnya bersitegang, dikabarkan tengah menurunkan tensinya. Para ahli dari ke dua negara baru-baru ini dikabarkan telah bekerja sama dalam usaha penanggulangan pandemi global itu. Ekonomi pun terpukul. Nilai tukar rupiah pun menembus angka 17.000.
Dan sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat pun tak kalah merana. Kondisi inilah yang menjadi salah satu pertimbangan ditolaknya wacana lock down oleh sebagian orang. Sebab bagi masyarakat yang menggantungkan pendapatannya pada perputaran uang harian, maka turunnya jumlah permintaan akan begitu terasa. Berbeda dengan para pekerja dengan gaji tetap di tidak bulannya.
Dampak coronavirus pun menyentuh tradisi yang sudah melekat pada diri bangsa Indonesia. Menjadi negara yang mayoritas penduduknya muslim, tradisi silaturahmi saat Idul Fitri begitu luas dilaksanakan, dari desa hingga kota, dari timur hingga barat. Dan tradisi inilah yang pada tahun ini hendak 'dihapus' sementara oleh pemerintah karena berpotensi dalam menyebarkan Covid-19.
Mudik tentunya akan bersifat kontradiktif dengan karantina yang dijalankan oleh beberapa wilayah. Oleh sebab itu, kesadaran para perantau terutama dari ibu kota Jakarta sebagai epicentrum Covid-19 untuk menunda kepulangannya benar-benar diharapkan.
Penundaan itu diharapkan dapat menolak bala yang mungkin datang melalui perantaraan kepulangan para pemudik. Bahasa kerennya, menolak bahaya lebih utama daripada mengambil manfaat, dalam hal ini silaturahim.
Jokowi Wacanakan Libur Pengganti
“Saya melihat ini untuk mudik dalam rangka menenangkan masyarakat, mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk hari raya. Ini mungkin bisa dibicarakan,” kata Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas Pembahasan Antisipasi Mudik melalui video conference di Istana Bogor, Kamis (2/4) sebagaimana dikutip Kompas.
Presiden nampaknya melihat kegalauan para perantau yang bisa jadi hanya pulang setahun sekali. Bagi sebagian dari mereka, urungnya pulang kampung merupakan cobaan. Meski sebenarnya mereka tahu akan potensi bahayanya baik bagi dirinya ataupun orang lain.
Jangan sampai kejadian di Gunung Kidul tempo hari terulang. Didiagnosa positif corona, seorang pemudik asal salah satu kabupaten di Yoyakarta itu membuat heboh lantaran sempat membantu dan hadir dalam sebuah hajatan di kampungnya.
Niatan Jokowi diperkuat oleh keterangan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Disampaikannya bahwa jajaran menteri saat ini sedang menghitung terkait rencana presiden untuk mengalihkan hari libur nasional atau Idul Fitri 2020 ke lain hari. Luhut bahkan memberikan bocoran mengenai kemungkinan waktu pelaksanaanya, yakni akhir tahun ini. Demikian diberitakan Liputan6. Waduh, masih lama juga ya.
Jika benar akhir tahun ditetapkan sebagai pengganti libur lebaran, bisa jadi saudara-saudara Nasrani akan kebagian jatah libur yang lebih panjang dari biasanya. Tapi, akhir tahun tak mesti juga bulan terakhir ya? Oktober dan Nopember pun bisa dikatakan sebagai akhir tahun.
Ah, sudahlah. Yang penting kita ada tabungan libur akhir tahun yang menanti. Gimana, lega? Atau belum?
Baca juga artikel lainnya :
- Faktor Penentu Efektivitas Work from Home, Salah Satunya Lajang!
- Mudik Dilarang, Momen Melayang
- Tiga Laku Negatif Netizen di Dunia Maya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H