Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saat Kepanikan Akibat Corona Hanya Beberapa Inchi Darimu

11 Maret 2020   00:16 Diperbarui: 11 Maret 2020   06:17 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Genap sepekan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan terjadinya kasus pertama corona di Indonesia (2/3/2020), kini jumlah pasien yang terjangkit sudah mencapai 27 orang. 

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyusul adanya temuan delapan pasien yang terjangkit SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Hempasan Badai Corona  

Covid-19 menjadi sebuah kata yang identik dengan rasa kuatir yang luar biasa. Wuhan, kini bak kota mati. Ribuan orang di berbagai belahan dunia harus meregang nyawa setelah terinfeksi oleh makhluk mikroskopis itu. 

Di Cina, tercatat 80.739 pasien terjangkit dan 3.120 orang meninggal dunia karenanya. Itali menjadi negara terparah ke dua yang terdampak virus itu. Dengan total kasus yang mencapai lebih dari 4.172 orang, penduduk negeri pizza yang tewas telah menyentuh angka 463 orang.

Iran dan Korea Selatan menjadi negara berikutnya yang mengalami kegoncangan. Dengan masing-masing 7.000-an orang yang terjangkit, sudah lebih dari cukup bagi pemerintah Indonesia untuk melarang kedatangan turis dari ke dua negara itu.

Pada Kamis pekan lalu (5/3/2020), Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengumumkan tertutupnya pintu Indonesa bagi pendatang dari sejumlah wilayah di 3 negara yakni Italia, Iran dan Korea Selatan. Ketetapan itu mulai efektif pada 8 Maret pukul 00.00 WIB lalu. 

Sementara bagi Cina, pemerintah telah sebulan yang lalu mengumumkan larangan berkunjung bagi para travellers dari negeri itu. Tepatnya pada 2 Februari 2020. Fakta itu yang tak diketahui oleh sebagian orang sehingga mereka menyebarkan hoax bahwa Indonesia masih menerima wisatawan asal negeri tirai bambu.

Tak hanya menolak kunjungan wisatawan dari Cina, Indonesia juga menghentikan sementara impor 53 jenis binatang hidup diantaranya kuda, keledai, babi, biri-biri dan kambing. 

Ada juga unggas hidup seperti ayam, bebek, angsa, kalkun serta binatang hidup lainnya yang menyusui. Kebijakan itu ditetapkan melalui penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10 Tahun 2020 tentang Larangan Impor Sementara Binatang Hidup dari Cina.

Panic Attack

Dua pekan lalu, kita masih bisa jumawa karena menganggap corona tak akan menjamah Indonesia. Dan diantara kita justru memperolok wabah itu sembari mengatakan bahwa orang-orang Indonesia cukup kebal virus Corona dengan argumentasi anu, anu dan anu. 

Dan ternyata corona menyambut tantangan itu. 

Genap sepekan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan terjadinya kasus pertama corona di Indonesia (2/3/2020), kini jumlah pasien yang terjangkit sudah mencapai 27 orang. Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyusul adanya temuan delapan pasien yang terjangkit SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Demikian diberikan CNBC Indonesia.

Hari ini, di kantor tempat saya bekerja dilakukan rapat mendadak mengenai kemungkinan dilakukannya "work from home" bagi karyawan. Entah hal itu terkait langsung dengan kondisi kekinian ataukah memang sudah direncanakan beberapa hari yang lalu.

Yang pasti, para karyawan menduga-duga skenario buruk yang tengah terjadi. 

Isu-isu pun menyebar seiring dengan kecemasan yang melanda hati masing-masing karyawan. Entah ada informasi yang sengaja tidak disebarkan untuk menghindari kepanikan ribuan orang yang bekerja di satu gedung 50-an ini atau skenario yang ada di benak kami hanyalah kekhawatiran semata. 

Sebenarnya sejak awal bulan ini, tiap pengunjung telah di-thermal scan oleh security yang ditempatkan di depan pintu masuk. Namun rapat yang diadakan siang tadi membuyarkan rasa aman yang dihadirkan oleh alat-alat pengukur suhu tubuh itu. 

Hingga pikiran buruk akan terjangkitnya salah satu atau sekian penghuni gedung muncul di benak beberapa orang di antara kami. Ah, semoga itu hanya prasangka.

Seorang teman yang kantornya berada tepat 1 lantai di bawah saya, memberi kabar bahwa hari ini kantornya sudah disemprot desinfektan. "Gerak cepat ya tempatmu,"respon saya terhadap kabar itu. 

Semoga besok, paling tidak kantor tempat saya bekerja memberikan masker secara cuma-cuma. Barangkali ada dari karyawan yang masih kesulitan mendapatkan masker di luar sana.

Kabar pun datang dari sekolah anak yang rencananya akan mengikuti kegiatan di luar sekolah pada akhir bulan ini. Mengikuti himbauan walikota untuk mengurangi intensitas bepergian ke tempat umum, pihak sekolah memutuskan untuk mengurungkan rencana itu dan mengalihkannya dengan kegiatan bermanfaat di lingkungan sekolah. Cukup melegakan.

Dunia telah mencatat terjadinya wabah PES (1720), kolera (1820) dan spanish flu (1920) yang mendunia. Dan rela ataupun tidak, kini kita menjadi saksi akan hadirnya sebuah wabah lain yang tak kalah dahsyatnya, yang akan dikenang oleh peradaban yang akan datang.

Baca juga artikel lainnya :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun