Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kini Tegas Menolak, Indonesia Pernah Terima Deportan Eks-ISIS

11 Februari 2020   19:03 Diperbarui: 12 Februari 2020   08:38 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di pengungsian al Hawl di perbatasan Suriah-Irak. Kam ini dibawah penguasan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat | Kurdistan24.com

Berbeda dengan Indonesia, nampaknya Malaysia sudah menentukan sikap atas status warga negaranya yang bergabung dengan ISIS.

Dilansir oleh Republika Online, Ahli Dewan Tertinggi dan Setiausaha Kehormat Panel Perunding Perpaduan Ummah Majelis Dakwah Negara (MDN) Malaysia, Datuk Mohammad Ghazali mengatakan bahwa kerajaan Malaysia memiliki program pembinaan untuk warganya yang pernah menjadi anggota ISIS atau Eks ISIS. 

Dikatakannya, Malaysia menganggap semua pengikut ISIS sebagai korban propaganda yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. 

Pada Oktober tahun lalu, pemerintah Malaysia memulangkan warga negaranya yang ditahan dan terindikasi terlibat dalam jaringan terorisme di Suriah. Demikian diberitakan Liputan6.com

"Total 40 dari 65 warga Malaysia yang ditahan di Suriah telah menghubungi kami dan memberi tahu kami bahwa mereka ingin pulang. Kami berharap jumlah mereka yang ingin pulang bertambah dari waktu ke waktu," ujar Kepala Divisi Pencegahan Terorisme Cabang Khusus (Aman) Cabang Bukit Aman, Ayob Khan Mydin Pitchay.

Indonesia Pernah Terima Deportan Eks-ISIS

Medio 2017, pemerintah Indonesia menerima 16 warga Indonesia yang dideportasi dari Suriah. Sebelumnya mereka ditampung di kamp pengungsi di Ain Issa, sekitar 60 km dari Kota Raqqa, Suriah. 

Selama 2 tahun, mereka tinggal di Raqqa yang diklaim sebagai ibu kota Daulah Islamiyah itu. Mereka meninggalkan Raqqa setelah kota itu jatuh ke tangan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat.

Beberapa waktu lamanya tinggal di negara buatan ISIS, para WNI itu pun merasa kecewa karena merasa tertipu oleh propaganda yang dilakukan ISIS melalui internet. Demikian dilaporkan BBC Indonesia.

Baca juga artikel lain :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun