Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Tersingkirnya Rossi dari Tim Pabrikan dan Skenario Setelahnya

3 Februari 2020   00:35 Diperbarui: 3 Februari 2020   12:52 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Valentino Rossi di hadapan para fansnya | motoblog.it

Yamaha membutuhkan daya gedor lebih besar. Dan pabrikan Iwata tak menemukannya lagi dalam diri Valentino Rossi yang menginjak usia ke-41. Yamaha Factory Team akhirnya memasangkan tandem Rossi saat ini, Maverick Vinales dengan pebalap muda asal Perancis, Fabio Quartararo.

Yamaha Tak Bisa Menunggu

Diberitakan motogp.com, Rossi sebenarnya masih membutuhkan 7 atau 8 seri di paruh pertama musim 2020 untuk melihat performanya. Namun nampaknya Yamaha menginginkan jawabannya lebih cepat. Keputusan memperpanjang kontrak Vinales hingga 2022 dan menarik Quartararo dari tim satelit --Yamaha Petronas SRT-- adalah langkah yang akhirnya diambil Yamaha.

Rossi adalah penyumbang gelar juara dunia terbanyak bagi tim garputala selama hampir 30 tahun belakangan ini. Capaiannya sebanyak 4 kali, diikuti oleh 3 gelar sumbangan Jorge Lorenzo mengembalikan pamor Yamaha setelah lebih dari 1 dasawarsa tanpa titel.

Sejak 2015 atau gelar ke tiga yang diraih Lorenzo di atas jok YZR-M1, prestasi terbaik Yamaha adalah sebagai runner up klasemen akhir. Namun selama 3 tahun terakhir, posisi itu telah direbut Ducati dengan pebalap andalannya, Andrea Dovizioso.

Kini, Yamaha melihat adanya darah muda yang diprediksi mampu memberikan perlawanan telak bagi Marc Marquez yang menjadi andalan Honda. Yakni Fabio Quartararo. Dan mereka harus melakukan langkah cepat untuk mengamankan El Diablo sebelum pabrikan lain melakukannya.

Tak Berada di Tim Pabrikan, Yamaha Tetap Dukung Rossi

"Saya yakin semua tim akan menginginkannya pada musim 2021. Jadi, Yamaha harus segera menawarinya kontrak," ujar Rossi menanggapi performa Quartararo jelang akhir musim 2019 lalu. 

"Mereka benar-benar gila jika tidak melakukannya," lanjutnya sebagaimana dilansir Bolasport.

Spekulasi digantikannya Rossi oleh Quartararo di tim pabrikan sebenarmya sudah terdengar pada awal tahun ini. Saat diwawancarai oleh Gazzetta dello Sport, Rossi pun menyatakan terbuka akan kepindahannya dari tim pabrikan. Dia pun menilai bahwa Yamaha Petronas SRT bukanlah tim kacangan sehingga tak akan menampik jika memang akhirnya berlabuh ke sana. Demikian dilaporkan motorsport.com.

Yamaha sendiri sudah mengutarakan komitmennya untuk mendukung Rossi selepas musim 2020. Meski berada di luar tim pabrikan, manajer Yamaha Motogp Lin Jarvis menjamin ketersediaan YZR-M1 dengan spesifikasi pabrikan sebagaimana yang akan digunakan oleh Vinales - Quartararo.

Namun jika Rossi memutuskan pensiun pada 2021, Yamaha akan memperluas kolaborasinya melalui pelatihan pebalap muda di Riders Academy dan Yamaha VR46 Master Camp milik Rossi.

Yamaha Petronas SRT : Kami Belum Pikirkan Untuk Gunakan Jasa Rossi 

Dalam keterangannya kepada CNNIndonesia, CEO Petronas Yamaha Razlan Razali menyatakan belum memiliki rencana untuk memasukkan nama Valentino Rossi dalam daftar pebalapnya di 2021. 

"Diskusi yang ada justru terjadi di tim pabrikan Yamaha, apakah kami terbuka untuk Rossi bergabung. Kami tidak pernah memikirkan dan tidak akan memikirkannya hingga Rossi menemui kami dan menyatakan niatnya," Razali menyatakan.

Pernyataan Razali tersebut seolah menyatakan keengganan Petronas untuk merekrut Rossi pada 2021. 

Renderan Yamaha YZR-M1 dengan livery Sky VR46. Mungkinkah Rossi membuat tim privateer jika tak mendapatkan seat di tim satelit? | @everythingmotogp
Renderan Yamaha YZR-M1 dengan livery Sky VR46. Mungkinkah Rossi membuat tim privateer jika tak mendapatkan seat di tim satelit? | @everythingmotogp
Pada musim lalu, Petronas Yamaha SRT menjadi tim non pabrikan dengan prestasi terbaik di klasemen akhir. Mengandalkan Quartararo dan murid Rossi di VR46 Academy, Franco Morbidelli, mereka mampu mengungguli tim pabrikan Suzuki dengan selisih tipis 6 poin.

Pada tahun ini dan seterusnya, mereka tentu termotivasi untuk melakukan hal serupa. Termasuk dengan jalan mendatangkan para pebalap muda yang memiliki tenaga penuh untuk bertarung setidaknya di papan tengah. Atau bahkan mengikuti jejak Quartararo yang kerap bertarung di jajaran depan.

Entah bagaimana tanggapan para fans Rossi jika membaca pernyataan Petronas tersebut. Yang jelas, keputusan tim pabrikan Yamaha yang menyingkirkan Rossi telah memicu kekecewaan dari para pendukung the Doctor.

Adik Rossi, Luca Marini yang kini berkiprah di Moto2 menilai langkah Yamaha adalah sebuah langkah keliru. 

Diberitakan GP One, Marini memaklumi langkah Yamaha yang mengamankan Quartararo dengan memberinya kontrak pada 2021. Namun dia heran dengan perpanjangan kontrak bagi Vinales hingga 2022. Dengan kata lain, Marini melihat duet Rossi - Quartararo lebih pantas bagi Yamaha untuk musim 2021. 

Mungkinkah Anda juga termasuk dalam golongan yang kecewa terhadap keputusan Yamaha?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun