Wajahnya cantik, rambutnya panjang tergerai. Kulit putihnya secara sempurna tak tertutupi oleh rok yang berada sejengkal di atas lututnya. Entah apa yang dipikirkan teman-teman sekantornya yang kerap bersinggungan atau setidaknya melihat penampilan seperti itu. Mungkin masih sama dengan kami yang menganggapnya "wow".. atau justru biasa-biasa saja karena saking kerapnya bertemu.
Seksi Itu Yang Gimana, Sih?
Ada sebagian orang yang menafsirkan kata seksi sebagai sebuah "keterbukaan". Dengan begitu, sebuah tank top, hot pant atau rok mini akan menjadi representasi dari kata itu. Termasuk dalam katagori ini yakni mereka yang kerap tampil dengan pakaian ketat meski menutupi seluruh badan seperti Black Widow yang menggunakan pakaian lateks yang nge-fit body.
Ada juga orang yang menganggap seksi itu tak selalu berhubungan dengan masalah fisik. Mereka mengatakan bahwa wanita yang smart, berwawasan luas akan memunculkan sex appeal yang tinggi. Dan golongan ke dua ini tak melulu dihuni oleh para lelaki yang berusia matang. Remaja pun kerap mencari lawan jenis yang enak untuk diajak bicara.Â
"Saat pria menyadari bahwa lawan jenisnya dapat berkomunikasi dengan seimbang, maka dia akan menganggap wanita tersebut menarik. Sebab sex appeal dari wanita tersebut keluar,"demikian ungkap Dra. Clara Istiwidarum K MA CPBC, psikolog dari Jagadnita Consulting*.
Kenapa Tampil Seksi?
Ada bermacam alasan untuk tampil seksi di depan khalayak. Diantaranya adalah agar mendapatkan perhatian dari mereka yang melihatnya.Â
Orang boleh mengatakan bahwa pikiran "menjurus" itu tak terkait dengan pakaian yang dikenakan seseorang. Namun -- setidaknya bagi saya --, wanita berpakaian mini akan menimbulkan kesan berbeda dengan wanita yang berpakaian panjang. Mungkin perlu diadakan riset untuk membuktikan hal itu ya, sehingga bisa memperkuat atau justru memperlemah dalil bahwa pikiran "menjurus" tak berasal dari tampilan seseorang.
Bagi mereka yang kerap tampil seksi, decakan kagum para lelaki atau perasaan risih wanita lain bukan menjadi masalah yang perlu dipikirkan. "Gue suka begini, terserah gimana lu", begitu kurang lebihnya.
Ditinjau dari sudut pandang psikologi, seorang yang kerap tampil beda karena menginginkan perhatian dari orang lain memiliki kemungkinan gangguan kepribadian histrionik. Demikian disampaikan Direktur Minauli Consulting Medan Dra. Irna Minauli, M.Si menanggapi fenomena itu*.
Histrionic Personality Disorder (HPD)Â adalah suatu gangguan kepribadian yang melibatkan emosi yang berlebihan dan kebutuhan yang besar untuk menjadi pusat perhatian*.
Adakalanya juga, tampilan seksi seseorang datang dari tuntutan pekerjaan. Contohnya seperti yang terjadi pada model-model majalah dewasa. Nggak mungkin juga 'kan, majalah dewasa menampilkan model dengan busana muslim. Contoh lainnya tentu akrab dengan anak-anak muda kekinian. Bukan lain yakni girl band-girl band negeri ginseng yang suka pamer koreografi dan kaki jenjang nan telanjang.
Selain alasan di atas, ada motif lain yang mendasari wanita tampil seksi. Setidaknya seperti yang diungkapkan oleh presenter yang kerap memandu acara olah raga, Maria Vania*.
Tampilannya yang kerap menggunakan pakaian yang fit body didasari oleh alasan untuk mengontrol berat badan! Jadi kalau perut sudah sedikit membuncit, langsung terasa nyesek gitu kali ya. Atau kelihatan lebih cembung dari biasanya.
Begitu bervariasinya alasan orang tampil seksi. Yang kita pun tak punya hak penuh untuk melarang seseorang tampil menurut yang mereka suka. Kecuali saat ada peraturan yang melarang hal itu terkait etika misalnya.
Di kantor-kantor swasta, cara berpakaian pun kadang diatur. Meski tak selalu berhasil menangkal dandanan "wow" satu atau dua karyawatinya.Â
Gimana Kalau Pasangan  Tampil Seksi?
Tak semua pasangan memiliki pendapat yang sama dalam segi penampilan. Maksudnya saat si perempuan suka tampil terbuka, nggak mesti pasangannya juga suka. Keengganan itu bisa disebabkan oleh tak relanya dia akan fisik pasangannya yang terlalu terekspos oleh mata lelaki lain.Â
Meski demikian, tak semua lelaki berikap seperti itu. Ada juga yang justru bangga saat pasangannya dinilai cantik dan seksi.
Bagi saya pribadi, penghargaan terhadap seorang wanita bukan terletak kepada munculnya perasaan berlebihan yang ditimbulkan oleh lawan jenis selepas memandang kecantikannya. Bagaimanapun juga lelaki adalah makhluk visual yang mudah terhanyut oleh keindahan lawan jenis yang terpampang di pelupuk matanya. Â Meski tak terkatakan dan hanya di pikirannya saja.
Untuk itu, pakaian yang pantas adalah sebuah sarana dalam menjaga kedudukan wanita dari letupan gairah para lelaki pada umumnya. Bangga memiliki istri yang cantik tentu bagus. Namun "mengajak" orang lain untuk membanggakan kecantikan wajah istri atau kemolekan tubuhnya rasanya kok nggak pada tempatnya.
Dan bagi wanita, berlaku seksi tak dilarang secara mutlak asal pada tempatnya. Berdandanlah di depan para suamimu, pagi, siang, sore, malem nggak masalah. Justru hal itulah yang utama dan lebih bermanfaat. Untuk kasus ini, rasanya ada sebuah ungkapan yang patut dicoba : Jadilah "pelacur" bagi suamimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H