Tunggu dulu! Siapa umat Islam yang dikatakan sebagai musuh Banser?
Apakah kelompok lain seperti Muhammadiyah, Kokam, Pemuda Pancasila? Atau ormas kepemudaan agama lain? Atau para kiai, habaib, ustadz dan sebagainya? Ataukah para aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Salafi?
Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj dalam sebuah pernyataan mengungkapkan bahwa para habaib haruslah dihormati, tak terkecuali Habib Rizieq.Â
Ketum GP Ansor pun mengatakan bahwa selama ini Banser merasa tak ada masalah dengan FPI.
"Selama ini Banser tidak pernah punya masalah dengan FPI. Saya selalu katakan di mana-mana Banser itu tidak bermusuhan dan tidak berkawan dengan FPI selama ini. Posisi kita netral saja," kata Yaqut Cholil Qoumas di gedung DPR Senayan Kamis (31/10/2019) sebagaimana dikutip Detik.
Meski begitu, perbedaan antara NU dan FPI dalam beberapa hal seperti nahi munkar dan sikap politik menjadikan hubungan keduanya mengalami pasang surut.
Mengenai gesekan dengan HTI, itu sudah menjadi rahasia umum. HTI memiliki paradigma kenegaraan yang bertolak belakang dengan NU. NU yang mengakui "kekhalifahan" pemimpin Indonesia yang dipilih melalui proses demokrasi tidak akan bisa hidup berdampingan dan berdiam diri dengan kehadiran HTI yang tak mengakui model kepemimpinan seperti itu.Â
Sementara friksi dengan para pendakwah aliran Salafi lebih kepada perlakuan mereka terhadap perbedaan-perbedaan dalam hal tradisi keislaman dan ibadah-ibadah ghairu mahdhah yang sifatnya furuiyyah. Salafi yang frontal dalam dakwahnya, kerap menimbulkan antipati dari golongan Islam lain bukan saja NU.
Hal itulah yang diketengahkan oleh sebagian orang dengan kalimat tendensius bahwa Banser memusuhi umat Islam.
Dan saat banjir melanda DKI, merekapun kemudian mempertanyakan peran Banser dengan tendensi merendahkan peran pasukan sipil berbaju loreng itu.