Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Inikah Sinyalemen Rossi Mundur dari Tim Pabrikan Yamaha?

3 Januari 2020   17:35 Diperbarui: 4 Januari 2020   00:39 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebalap Yamaha Motogp, Valentino Rossi dan Fabio Quartararo | Foto Gridoto

Valentino Rossi (41 tahun) adalah pebalap paling senior di MotoGP. Awal kariernya dimulai saat masuk ke kelas bungsu, GP 125cc pada 1996. Hingga tahun 2019, berarti sudah selama 23 tahun pebalap yang akrab dengan sebutan The Doctor ini mengikuti putaran kejuaraan motor paling elite itu. Artinya separuh lebih usianya dihabiskannya di lintasan.

Pebalap Dua Zaman
Rossi dikenang dengan siklus 2 tahunannya. Pertama membalap di GP 125cc tahun 1996, setahun kemudian berhasil menjadi juara dunia. Saat naik ke GP 250cc di tahun 1998, dia pun hanya membutuhkan waktu setahun untuk menjadi juara. Selama 4 tahun, Rossi membela pabrikan asal negerinya, Aprilia. 

Berhasil merajai GP 250cc, Rossi berganti tunggangan dan naik ke GP 500cc pada 2000. Bertarung dengan senior-seniornya seperti Kenny Roberts Jr, Alex Criville, Max Biaggi, dan Loris Capirossi, Rossi berhasil merengkuh gelar juara dunia pada 2001. 

Rossi adalah sebuah fenomena luar biasa di ajang grandprix motor. Perpaduan talenta seorang fighter dan kepiawaian seorang Jeremy Burgess yang menjadi kepala mekaniknya, melambungkan nama Valentino Rossi seolah tanpa lawan berarti.

Saat grandprix motor beralih dari mesin 2 tak ke mesin 4 tak, Rossi melenggang seolah tanpa masalah. Tentunya hal itupun tak lepas dari usaha Honda yang berhasil membangun motor berkapasitas 990cc terapik kala itu, RC211V.

Mengembalikan Kejayaan Yamaha
Kepindahannya ke kubu garputala, membawa angin segar bagi pabrikan yang mengalami paceklik gelar juara dunia sejak 1993 itu. Yamaha yang sebelumnya mengandalkan rajanya GP 250cc, Max Biaggi masih saja tak mampu mematahkan dominasi Honda. Prestasi terbaik Biaggi adalah menjadi runner up pada 2001 dan 2002, saat Rossi menjadi juara dunia.

Di tangan Rossi, Yamaha YZR-M1 menjadi motor kuat yang mewujudkan impian Masao Furusawa, otak di balik keberhasilan Yamaha era 4 tak. Bertarung dengan bendera Gauloises, Yamaha merebut gelar dari Honda yang setahun sebelumnya dipersembahkan juga oleh Rossi. 

Mengantongi total 9 gelar selama kariernya --1 gelar masing-masing di GP 125cc dan GP 250cc serta 7 gelar GP 500cc dan MotoGP--, Rossi duduk di posisi ke-2 rider all time untuk semua kelas.

Legenda grandprix asal Italia, Giacomo Agostini yang 15 kali menjadi juara dunia berada di peringkat pertama. Sementara untuk kelas utama (GP 500cc/MotoGP) saja, nama Rossi tercetak di peringkat pertama.

Andai Jadi Bos Yamaha, Agostini Akan Singkirkan Rossi
Rossi menua, performanya pun diyakini turun karena usianya. Agostini, dalam menanggapi penampilan Rossi, menceritakan posisinya kala mulai mandul dalam merengkuh juara.

Tercatat sebagai pebalap dengan banyak rekor namun tak mampu lagi kompetitif menjadi alasannya mundur dari dunia balap. Meski butuh waktu sebelum memutuskan untuk pergi, Agostini akhirnya mundur setelah 14 tahun lamanya berkiprah di grandprix motor.

Dia pun berandai-andai jika jadi bos Yamaha, Rossi akan disingkirkannya dari tim pabrikan. Mengingat prestasi yang kian surut dan bersinarnya pebalap-pebalap muda Yamaha seperti Maverick Vinales dan rookie of the year 2019, Fabio Quartararo.

Tim Iwata kini bukan saja menghadapi superioritas Honda bersama Marc Marquez, namun juga berpacu melawan tim kuat lain seperti Ducati dan Suzuki yang mulai bersinar. 

Rossi Bertukar Posisi degan Quartararo?
Rossi memang berbeda dengan Agostini. Bagi Rossi, kalah tak masalah, asal masih bisa berpacu di lintasan. Rossi terakhir kali menjadi juara seri pada MotoGP musim 2017 di seri Assen Belanda.

Musim 2019, dia hanya dua kali mengecap podium ke-2, seri Argentina dan Amerika Serikat. Namun hingga kini, Rossi belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah. Dia masih saja terus membalap dan membalap. 

Meski begitu Rossi telah menampakkan sinyalemen bahwa dia akan mempermudah manajer Yamaha MotoGP dalam mengambil keputusan.

Diberitakan Gazetta dello Sport melalui Bolasport, Rossi mengatakan bahwa dirinya tak bermasalah jika harus membalap bersama Petronas SRT. Tim satelit Yamaha yang menaungi Fabio Quartararo saat ini. Bisa jadi Rossi mulai menyadari bahwa Yamaha harus mengejar ketertinggalannya dengan asupan energi para pebalap muda. 

Rekor Quartararo pada musim 2019 cukup mengesankan. Tahun pertamanya mengendarai YZR-M1 dengan spesifikasi di bawah motor tim utama, pebalap termuda MotoGP itu mampu menduduki posisi ke-5 klasemen akhir. Posisi itu didapatnya dari 19 race yang 5 kali diantaranya diselesaikan di podium ke dua dan 2 kali podium ke tiga. Bukan hanya itu, dia pun 2 kali mencetak fastest lap dan 6 kali pole position.

Jika benar Rossi akan turun ke tim satelit pada 2021 mendatang, maka itu bukan pertama kalinya terjadi. Saat membalap di GP 500cc, Rossi bersama Nastro Azzuro harus melawan pabrikan Honda, Repsol Honda Team yang digawangi Alex Criville dan Tadayuki Okada dan akhirnya menjuarai musim 2001.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun