Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Jorge Lorenzo: Saya Pasti Akan Kembali ke Paddock

18 Desember 2019   20:15 Diperbarui: 19 Desember 2019   08:12 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selang beberapa hari semenjak farewell-nya dari Motogp, Jorge Lorenzo terbang ke Bali untuk menikmati liburan. Dengan hanya berbekal tiket keberangkatan, mantan pebalap berusia 32 tahun itu mengatakan tak merencanakan durasi liburannya. Begitu terkesan dengan keindahan Pulau Dewata, Lorenzo rajin meng-update kegiatannya melalui status di media sosialnya.

Karir di Motogp 

Lorenzo mengumumkan pensiun jelang seri terakhir Motogp 2019. Sirkuit Ricardo Tormo di kota Valencia menjadi saksi akhir karir Lorenzo sebagai pebalap reguler. Hingga 2019, Lorenzo telah melalui 17 tahun bersama hingar hingar mesin prototype dari kelas paling buncit (125 cc) hingga kelas utama. 

Mengawali karir di ajang grandprix motor pada musim 2002, Por Fuera berhasil mengoleksi 5 gelar juara dunia. Dua gelar di GP 250 cc dan 3 gelar di kelas utama. Dia pun mampu mencatat rekor nilai tertinggi dalam satu musim yakni sebanyak 383 poin pada gelaran 2010 bersama Yamaha. Rekornya itu bertahan selama 8 tahun lamanya hingga Marc Marquez mengambil alihnya pada musim 2019. 

Mengoleksi 68 kali kemenangan di semua kelas mengantarkannya duduk di posisi ke-6 Riders of All Time. Hanya Rossi dan Marquez pebalap aktip yang memiliki level lebih tinggi darinya. 

Lorenzo pernah terlibat perang dingin dengan Valentino Rossi saat mereka bertandem di Yamaha. Hal itu diakui oleh manajer Yamaha Motogp, Lin Jarvis. Dia mengenang betapa kerasnya Lorenzo terhadap dirinya sendiri dan lawan-lawannya di lintasan. Pada gilirannya, hal itu yang mengusik Rossi dan mengantarkannya pada keputusan untuk pindah ke Ducati. 

Mengikuti jejak Rossi, Lorenzo meninggalkan paddock Yamaha dan berlabuh ke Ducati pada 2017. Nasibnya tak beda jauh dengan Rossi, terpuruk. Selama 2 tahun bersama tim asal Itali, Lorenzo hanya mampu meraih posisi ke-7 dan ke-9 di klasemen akhir. Capaiannya itu mendorongnya untuk pindah ke tim yang dirasanya mampu mengembalikan performanya. 

Akhirnya Lorenzo bergabung di tim pimpinan Alberto Puig, Repsol Honda dan menjadi tandem Marc Marquez. 

Luigi Dall'Igna saat farewell Lorenzo di Valencia | Foto Gridoto
Luigi Dall'Igna saat farewell Lorenzo di Valencia | Foto Gridoto
Manajer Ducati, Luigi "Gigi" Dall'igna menyayangkan keputusan Ducati yang dengan mudah melepaskan Lorenzo. Gigi adalah salah satu orang yang kecewa dengan hengkangnya Lorenzo saat dia mulai kompetitip, terlihat dari raihan 3 kemenangan pada musim 2018. 

Kebersamaan Gigi dan Lorenzo telah dimulai sebelum mereka di Ducati. Bersama di squad Derbi menjalani kelas 125cc dan berlanjut ke Aprilia sampai Lorenzo mempersembahkan 2 gelar juara dunia menjadi hal manis yang dikenang Gigi. 

Hal itulah yang membuatnya berusaha keras mempertahankan Lorenzo di Ducati meski akhirnya harus melepaskannya juga. Kepergian Lorenzo dari Motogp menjadi hal pahit yang dihadapi manajer berusia 53 tahun itu. Dan dia merasa Lorenzo tak akan kembali lagi ke lintasan karena dia tak melihat lagi motivasi dalam dirinya terutama setelah crash parahnya di Assen Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun