Orang boleh menghebohkan "bukan berdarah Indonesia"-nya Agnez Mo. Ada yang menyayangkan pernyataannya itu, ada pula yang menanggapinya dengan santuy. Bagi saya, Agnez memang bukan berdarah Indonesia. Berkaca pada penuturannya yang menyebut bahwa dia peranakan Jerman, Jepang dan Cina. Jadi tak ada yang salah dengan pernyataannya itu.Â
Menjadi keliru jika ternyata ada darah Indonesia dari salah satu atau ke dua orang tuanya atau jalur keturunan di atasnya. Tapi kita nggak akan membahas hal itu. Masalah orang tua, kakek atau buyut Agnez, kita serahkan saja investigasinya kepada detektif selebriti. Di sini, kita akan membicarakan bule top yang justru merasa punya darah Indonesia.Â
Siapakah dia?
Lahir di Belanda, Keturunan AmbonÂ
Namanya Michael van Der Mark. Nggak ada yang nyangka kalau dia punya darah Indonesia ya gaes, tepatnya Ambon.Â
Van Der Mark bukan orang sembarangan di ajang balap superbike atau World Superbike (WorldSbk). Pemuda kelahiran Gouda Belanda, 26 Oktober 1992 itu masuk ke jajaran pembalap papan atas superbike. Bersama Yamaha, dia menempatkan diri di peringkat ke 4 klasemen akhir 2019.Â
Nenek van Der Mark, Yohana Matitaputty adalah seorang wanita Ambon yang menikah dengan pria Belanda. Neneknya pindah ke negeri kincir angin pada 1950. Dari hasil perkawinannya itu, Yohana melahirkan seorang anak perempuan bernama Juliet Matitaputty yang merupakan ibu van Der Mark.Â
Menurut pengakuan adik Yohana, Yesayas Matitaputty, meski tinggal di Belanda Yohana tetap mengajarkan budaya Maluku kepada anak-anaknya. Hal itu terlihat diantaranya dari kebiasaan keluarga pembalap 27 tahun itu yang mengenakan baniang dan baju cele saat hadir dalam pernikahan kerabat. Masakan ala Indonesia pun akrab bagi lidah van Der Mark.Â
Karir Profesional
Van Der Mark sempat 2 kali race menggunakan Yamaha YZR-M1 pada 2017 saat didapuk menggantikan Jonas Folger (Yamaha Tech 3) yang absen karen sakit. Dia mengikuti 2 seri terakhir yakni Sepang dan Valencia. Meski gagal mendapatkan poin, dia nampak antusias bisa membalap di ajang balap motor paling prestisius, Motogp.Â
Dia pun pernah menjadi pembalap wild card di Moto 2, saat gelaran diselenggarakan di Assen pada 2011. Saat itu, dia sudah aktif di balap Superstock 600 yang merupakan salah satu event dalam kejuaraan dunia superbike. Mengendarai Honda CBR 600 RR, van Der Mark hanya membutuhkan 2 tahun untuk dapat ke puncak. Tahun 2012 dia menjuarai kejuaraan motor sport 600 cc di kawasan Eropa itu.Â
Tahun berikutnya dilalui dalam gelaran World Supersport (WorldSsp) 600. Sama dengan catatannya di Superstock 600, tahun ke dua dia pun berhasil menjadi juara. Mengemas 230 poin dan melahap 11 sirkuit, pembalap Honda itu menjadi juara dunia supersport di 2014.Â
Namanya yang terus berkibar membawanya ke kelas tertinggi, WorldSbk. Kali ini dia melawan pembalap kawakan seperti juara bertahan Jonathan Rea, Tom Sykes, Chaz Davies dan Leon Haslam. Prestasi terbaiknya diraih pada 2018 saat dia menduduki posisi ke tiga klasemen akhir bersama Yamaha dengan 2 kali kemenangan dari 26 race. Tahun ini, prestasinya turun satu tingkat dan berada 1 trap di bawah rekan setimnya, Alex Lowes yang berada di posisi ke tiga.Â
Bukan itu saja, tergabung dalam tim Honda Mushashi RT Harc Pro bersama Leon Haslam dan Takumi Takahashi, van Der Mark berhasil menjuarai lomba ketahanan motor Suzuka 8 Hours selama 2 tahun berturut-turut yakni 2013 dan 2014. Selanjutnya saat bergabung dengan Yamaha, dia mengulangi kesuksesan yang sama di tahun 2017 dan 2018.
Menapaki tahun 2020, Pata Yamaha kembali menggunakan jasa pembalap Belanda ini. Kali ini dia dipasangkan dengan pembalap muda asal Turki yang tengah naik daun, Toprak Ratzalioglu. Ratzalioglu adalah suksesor legenda balap supersport asal Turki, Kenan Sofuoglu yang baru saja hijrah dari Kawasaki.
Melihat sisi keindonesiaannya itu, nggak salah kalau dia tak sabar menjalani balap superbike yang akan digelar di sirkuit Mandalika Lombok pada 2021 mendatang. Gimana gaes, kita dukung van Der Mark di WorldSbk?
Baca juga artikel lainnya :
- Efek Domino Mundurnya Lorenzo
- Suzuki MotoGP, Keterpurukan dan Kebangkitannya
- MotoGP: Geliat Pabrikan dan Opera Sabun Demi MotoGP Menarik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H