Di tahun pertamanya, duet Suzuki hanya mampu menorehkan posisi di luar 10 besar, Espargaro di trap ke-11 sementara Vinales di posisi ke-12. Namun setahun kemudian, Vinales mampu menembus posisi ke-4 dan menggondol 1 juara seri (Silverstone, Inggris) dan tiga kali podium ke-3.Â
Tergiur kursi kosong yang ditinggalkan Jorge Lorenzo yang hengkang ke Ducati, Vinales memilih Yamaha sebagai tempat persinggahannya di musim 2017. Meski sebelumnya Kevin Schwantz memperingatkan bahwa Yamaha akan memprioritaskan Rossi oleh sebab kedudukannya sebagai pembalap utama.Â
Suzuki pun mencari talenta baru sekaligus merombak susunan pembalapnya. Andrea Ianone yang sebelumnya membela Ducati Team direkrut bersamaan dengan didatangkannya Alex Rins dari Moto2.Â
Pada musim 2016, The Maniac --julukan Ianone-- mampu memenangkan 1 seri dan tiga kali podium ke-3. Capaian yang sama dengan Vinales pada musim itu meski dari poin tertinggal cukup banyak karena Ianone hanya menempati urutan ke-9 klasemen akhir.Â
Sementara Andrea Ianone tak satu pun meraih podium, sehingga di penghujung musim dia hanya mampu bertengger di posisi ke-13.
Limbung Sejenak dan Kembali BangkitÂ
Tahun ke dua, Rins semakin kokoh. Posisi ke-5 klasemen akhir diraihnya sebagai hasil dari 5 kali podium (3 kali runner up dan 3 kali podium ke-3). Berbeda nasib dengan Ianone yang hanya naik 3 trap ke posisi ke-10 klasemen akhir karena capaian 1 kali runner up dan 3 kali posisi ke-3.Â
Pencapaian 2 pembalap Suzuki membuat pabrikan Hamamatsu lolos dari status konsesinya. Status konsesi adalah dispensasi yang diberikan kepada pabrikan untuk dapat melakukan pengembangkan mesin sepanjang tahun. Selain itu tim dengan status konsesi mendapatkan 9 alokasi mesin selama 1 musim, 2 mesin lebih banyak dari pabrikan non konsesi.Â
Karena tak memperlihatkan hasil yang impresif, Suzuki tak menggunakan jasa Ianone untuk musim 2019. Sedangkan Rins dipilih untuk mengisi kursi pembalap utama hingga 2020. Di sinilah kesamaan Rins dan Vinales selain karena mereka adalah sesama Spaniard. Yakni sama-sama pembalap dari level lebih rendah (Moto2) yang mampu menyisihkan rekan setimnya yang lebih senior di Motogp. Dan dari mereka berdua jugalah, Suzuki meraih posisi ke-4 klasemen akhir pembalap.