Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Yang Paling "Wow" di MotoGP 2019

9 November 2019   07:40 Diperbarui: 9 November 2019   15:14 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rossi dan Quartararo dalam siaran pers | Foto CNN

Motogp musim 2019 tinggal menyisakan 1 seri lagi. Balapan terakhir nanti akan dilaksanakan di sirkuit Ricardo Tormo Valencia Spanyol yang merupakan rumah bagi sang juara dunia, Marc Marquez. 

Marquez sendiri telah memastikan gelar juara dunia pada seri ke-15 yang digelar di sirkuit internasional Chang, Thailand, 6 Oktober lalu. Posisi ke dua klasemen pun sudah diklaim oleh pembalap utama tim Ducati, Andrea Dovizioso. 

Tinggal posisi ke tiga klasemen yang akan diperebutkan oleh Maverick Vinales yang mengendarai Yamaha dan Alex Rins yang mewakili Suzuki. Saat ini Vinalez masih unggul 7 poin dari Rins. 

Selain adu cepat antara dua pembalap tuan rumah itu, seri terakhir ini akan menjadi adu gengsi bagi 2 pabrikan yang masih mengandalkan mesin 1000cc dengan konfigurasi 4 silinder segaris. 

Dikabarkan bahwa Yamaha beralih ke mesin V4 sehingga Suzuki GSX-RR akan menjadi satu-satunya mesin konfigurasi segaris di ajang Motogp pada 2020.

Terlepas dari semua hal itu, apa sajakah yang istimewa dari perhelatan akbar balap motor prototype musim 2019 ini? Berikut ini diantaranya.

1. Pembalap Tertua dan Termuda 

Valentino Rossi menjadi pembalap paling senior di kelas utama. Menapaki kelas para raja --saat itu disebut GP 500cc-- pada tahun 2000, Rossi masih aktip hingga 19 tahun kemudian. Itu berarti bahwa separuh hidup the Doctor dihabiskan di grandprix motor. 

Pria kelahiran Urbino, 16 Pebruari 1979 itu mengawali karirnya di GP 125cc pada 1996 sehingga secara keseluruhan Rossi telah mengaspal selama 23 tahun di ajang ini. 

Tandem Vinalez itu telah mengoleksi total 9 gelar juara dunia, terdiri dari 1 gelar masing-masing di GP 125cc, GP 250cc dan GP 500cc dan selebihnya di kelas Motogp dengan motor kapasitas 1000cc 4 langkah. 

Rossi dan Quartararo dalam siaran pers | Foto CNN
Rossi dan Quartararo dalam siaran pers | Foto CNN
Sementara itu, pembalap termuda di Motogp pun berasal dari kubu Yamaha. Adalah Fabio Quartararo yang diganjar predikat Rookie of the Year 2019 baru dilahirkan saat Rossi merebut gelar juara dunia GP 250cc (1999). 

Pembalap Yamaha Petronas SRT itu membuat publik berdecak kagum karena pada debutnya di Motogp, dia mampu mencatat prestasi mengesankan yakni 5 kali pole position, 2 fastest lap dan 6 kali podium. 

Saat ini Quartararo mampu menempatkan diri di posisi 6 klasemen dan siap bersaing dengan pembalap tim Ducati, Danillo Petrucci yang menghuni posisi ke lima sebab mereka hanya memiliki 4 selisih poin. 

2. Rekor Poin Tertinggi 

Hingga jelang akhir musim 2019, rekor perolehan poin tertinggi masih dipegang Jorge Lorenzo yang menjadi juara dunia bersama Yamaha di tahun 2010. Mengantongi 383 angka, sang spaniard berhasil merebut gelar dari tangan Valentino Rossi yang menjadi kampiun di 2009. 

Namun saat ini, rekor tersebut terpecahkan oleh Marc Marquez. Tersisa 1 seri, Marquez telah mengumpulkan 395 poin dari torehan 17 podium yang 11 diantaranya adalah podium pertama. 

Di atas kertas, kesempatan the Baby Alien terbuka lebar untuk menembus nilai 400 karena dia praktis hanya membutuhkan finish ke-11 pada 17 Nopember mendatang. 

Melihat statistik capaian Marquez di Valencia, hal itu amat mungkin terjadi karena selama 3 tahun terakhir (2016 - 2018) Marquez menjadi raja di sana.

3. Pembalap Bersaudara Tersukses 

Ada beberapa pembalap bersaudara di ajang grandprix motor baik yang membalap di kelas yang sama maupun berbeda. Aleix Espargaro (Aprilia Racing) dan Pol Espargaro (KTM Racing) menjadi contoh saudara kandung yang berkompetisi di Motogp kelas utama. 

Marc Marquez menyambut adiknya, Alex seusai race | Foto Okezone.com
Marc Marquez menyambut adiknya, Alex seusai race | Foto Okezone.com
Ada juga Valentino Rossi dan Luca Marini (Sky Racing VR46) yang merupakan saudara kandung beda ibu. Lalu ada pembalap Moto2, Brad Binder dan adiknya, Darryn Binder yang membela KTM di kelas Moto3. 

Namun dari semua pembalap bersaudara di ajang ini, Marc dan Alex Marquez menjadi yang tersukses. Marquez bersaudara menjadi juara di 2 kelas sekaligus pada musim ini. 

Marc di kelas utama dan Alex di Moto2. Hal itu tentu amat membanggakan bagi juara dunia GP 125cc tahun 1999, Emilio Alzamora yang didaulat untuk menjadi mentor mereka berdua. 

Melihat potensi Alex, tak mengherankan jika Ducati berminat untuk menggaetnya. Adalah Pramac Ducati Team yang dikabarkan pernah melakukan pendekatan kepada Alex meski akhirnya Pramac masih bersama dengan Jack Miller pada musim 2020. 

Alex sendiri menyatakan masih ingin membalap di Moto2 setidaknya hingga 2020 sembari menunggu kontrak mayoritas pembalap di Motogp berakhir. Akankah Repsol menyandingkan Marc dengan Alex pada 2021 mendatang?

4. Tim Tersukses 

Jika Marc Marquez berhasil memenangkan gelar Motogp dan menyokong Honda menjadi juara konstruktor, maka Ducati Team menjadi tim dengan perolehan poin terbanyak hingga seri Malaysia. 

Unggul 2 poin dari Repsol Honda, tim utama Ducati itu menjadi satu-satunya tim yang kedua pembalapnya mampu memenangkan balapan. Dovizioso mengoleksi 2 kemenangan sedangkan Petrucci menggondol 1 gelar juara seri. 

Pencapaian yang cukup ciamik lainnya adalah perolehan poin Yamaha Petronas SRT. Tim satelit Yamaha itu kini berada di urutan ke empat di bawah Monster Energy Yamaha dan mengungguli tim pabrikan Suzuki, KTM dan Aprilia. Hal itu tak terlepas dari penampilan sang rookie, Fabio Quartararo.

5. Kemenangan Paling Dramatis 

GP Inggris di sirkuit Silverstone nampaknya menjadi salah satu seri yang akan diingat Marquez. Di seri inilah pembalap Suzuki Ecstar, Alex Rins mempecundanginya beberapa meter sebelum garis finish. 

Menyalip Marquez dari sisi kanan jelang finish, catatan waktu Rins dan Marquez hanya terpaut 0,013 detik. Rins mengerahkan kemampuan akselerasi mesin GSX-RR nya untuk mencuri kemenangan dari Marquez yang ditempelnya ketat selama beberapa lap sebelumnya. 

Marc Marquez dan Alex Rins | Foto Autosport.com
Marc Marquez dan Alex Rins | Foto Autosport.com
Hal yang sama terjadi di seri sebelumnya di Austria. Marquez pun harus mengakui keunggulan Dovizioso yang mampu melewatinya di tikungan terakhir jelang finish. Selisih waktu antara keduanya cukup tipis yakni 0,313 detik.

Baca juga artikel lainnya :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun