Sebelumnya, Kiai Said pun memperingatkan untuk tidak mengeneralisasi keturunan Arab di Indonesia sebagai biang radikalisme. Hal itu disampaikannya menanggapi perkataan mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono yang mengaitkan latar belakang etnis Arab sebagai provokator.
Yaqut : Pemerintah Seriusi Radikalisme, Tugas GP Ansor Lebih Ringan
"Sekarang waktu kami banyak untuk melakukan penguatan internal, melakukan konsolidasi, memperkuat kaderisasi, dan melakukan upaya-upaya kemandirian organisasi,"kata Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menanggapi tugas spesifik terkait radikalisme dari Presiden Joko Widodo kepada Menko Polhukam, Menhan, Mendagri dan Menag.Â
Pada masa kepemimpinannya, GP Ansor dan Banser nampak begitu agresif dalam berhadapan dengan pihak-pihak yang akrab dengan sikap bermusuhan dengan kelompok lain dan negara. Penolakan terhadap kehadiran beberapa pendakwah Salafi yang kerap menyinggung perbedaan fiqiyyah antara mereka dan kalangan NU pada khususnya menjadi salah satu contohnya.Â
Ada pula insiden-insiden yang melibatkan badan otonom PBNU itu dengan kelompok islamis yang mempropagandakan khilafah. Sebuah paham yang sejatinya tidak disepakati oleh banyak umat Islam, bukan sekedar yang awam namun juga para ulama.Â
Selain itu rumah besar GP Ansor yakni PBNU sendiri bersusah payah mengkampanyekan Islam ramah ke tingkat dunia untuk memalingkan pandangan pihak-pihak yang awam Islam dari carut marutnya dunia muslim di Timur Tengah yang hiruk pikuk dengan peperangan antara sesama muslim. Dan hasil dari itu semua tak lepas dari cemoohan dari kalangan Islam sendiri.
Terhadap aktivitas itu semua, muncul tuduhan miring bahwa NU justru lebih dekat dengan umat lain daripada umat Islam sendiri, NU sudah dikuasai orang-orang liberal dan tuduhan-tuduhan lainnya.Â
Padahal jika dicermati lebih jeli, benang merahnya akan terlihat. Dan cukup sederhana. Yakni bahwa NU tidak menghendaki adanya tindakan-tindakan yang justru merugikan Islam terutama tindakan yang berasal dari umat Islam sendiri. Dan di mata umat lain, NU berupaya memperlihatkan keramahan dan keindahan Islam yang mungkin tertutupi oleh banyak kepentingan.Â
Kursi Menag Melayang, NU Bongkar Tenda Perangi Radikalisme?Â
Sejak awal, menangkal radikalisme sudah menjadi salah satu misi perjuangan organisasi yang didirikan oleh Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy'ari itu.Â
Dengan mengedepankan sikap tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i'tidal (lurus) dan tasamuh (toleran), adalah mustahil bagi jam'iyyah untuk meninggalkan misinya itu meski tak ada unsur NU yang memangku jabatan struktural di pemerintahan.