Sampai dengan hari ini, sudah 78 artikel yang kusematkan di laman Kompasiana. Tentu itu bukan angka yang besar bagi banyak Kompasianer yang ada di sini. Bahkan masih jauh dari kata "banyak".
Semula, halaman media sosial lah yang menjadi tempat menuangkan uneg-uneg. Sehingga tak jarang, status yang saya tuliskan bisa sepanjang satu rangkaian MRT. Entah berapa banyak orang yang mau membacanya, mungkin dah males melihat banyaknya kalimat yang ada. Biarlah, yang penting hati ini plong karena hajat pikiran telah tersalurkan ke dunia luas.
Menjadi blogger pernah pula terlintas dalam pikiran, bahkan sebuah blog sudah saya buat dan isi dengan materi apa pun yang terlintas di benak. Namun begitulah, blog gratisan saya sepi pembaca. Akhirnya malas nulis lagi di sana. Apalagi sejak Google + tempat saya biasa share tulisan dalam grup-grup komunitas undur diri dari kancah dunia maya.
Entah sejak kapan tepatnya saya mulai suka menulis. Mungkin mulai beberapa tahun lalu saya saya acap kali membuat tulisan dan kemudian mengirimkannya via email ke teman-teman sekantor atau mantan teman sekantor. Atau lebih beheula lagi yakni saat awal mengenal facebook, karena saat itu acap kali saya membuat note dan membagikannya di beranda.
Namun yang pasti kegemaran menulis saya masih tergantung mood dan kegiatan keseharian. Maklum, kerja kantoran yamg kadang waktu tersita banyak untuk menyelesaikan tugas keseharian.
Secara otomatis, bermacam ide biasa melintas di benak. Termasuk dengan rentetan kalimatnya. Hal itu bisa saja muncul saat tak berada dalam posisi siap menulis. Kadang saat berada di atas motor, atau saat menggendong si kecil sembari nonton tv, habis nonton film bareng istri dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Lalu masalahnya, saat berada di momen di mana tengah idle, mood untuk menuangkan pikiran malah turun. Atau kadang kala ide yang tadi berkeliaran liar di benak justru menguap entah ke mana. Au ah elap..
Pada suatu kali, saya kepergok teman kantor kalau saya punya akun di Kompasiana. Saya sendiri tak mengira jika membuat akun dan menulis di laman ini tak begitu sulit. Bagi orang lain, dapat memuat tulisan di sini adalah sebuah hal yang bernilai lebih, termasuk bagi teman saya itu. Dan di benaknya, saya laksana seorang wartawan profesional yang mendapat income dari tulisan saya. Meski belum, namun saya tetap berharap..hehe.
Menulis di sini, saya rasa memiliki kelebihan dibandingkan dengan saat saya menulis di blog. Berbekal nama yang sudah lebih umum jangkauannya, tingkat keterbacaan di Kompasiana akan menjadi lebih tinggi.Â
Meski pada kenyataannya, tulisan yang saya unggah hanya dibaca oleh puluhan orang..hix. Nyesek juga, apalagi jika saat menulisnya saya harus repot buka sumber dari sana sini. Namun apa boleh buat, mungkin passion saya terdapat pada hal-hal yang bukan diminati oleh orang banyak. Tapi ya itu tadi, balik saya ke pasal 1, menulis terutama untuk melepaskan ide.
Dari 78 buah artikel selama kurang lebih 4 bulan menjadi Kompasianer, 8 di antaranya pernah dimuat sebagai Artikel Utama. Kebanggaan diri saat tulisan terpampang di sana membuat motivasi terpupuk. Lebih dari sekedar keinginan mendapatkan K-Reward. Eh..mungkin itu karena reward yang saya dapatkan masih kecil, hehe..
Salam buat rekan Kompasianer semua.Tetap warnai hidup dengan menulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H