Minggu yang cerah menyapa Barcelona. Begitu juga pada Fabio Quartararo, pendatang baru berusia 20 tahun di ajang para raja, Motogp. Mengakhiri kualifikasi di hari Sabtu dengan catatan waktu tercepat, pebalap Perancis itu mengawali lomba di depan juara bertahan Marc Marquez dan pebalap pabrikan Yamaha, Maverick Vinales. Konsisten berada di grup 2 yang memperebutkan posisi finish ke-2, Quartararo pun berhasil mengakhiri lomba sebagai runner up.
Grup 2 tertinggal cukup jauh dari Marquez yang memimpin lomba. Berisi Danillo Petrucci, Alex Rins, Quartararo, Jack Miller (Pramac Ducati) dan rekan setim Rins, Joan Mir, iring-iringan pebalap itu menyuguhkan persaingan seru terutama antara Petrucci dan Rins yang merupakan penghuni peringkat ke-4 dan ke-3 klasemen sementara.Â
Sempat mengambil alih posisi ke-2, Rins melenggang keluar jalur setelah ban belakangnya kehilangan grip saat hendak menyalip kembali Petrucci. Insiden itu sempat membuatnya terlempar ke posisi buncit grup 2, di belakang Mir. Beberapa detik setelah itu, Quartararo bergerak cepat dan berhasil mengambil posisi Petrucci hingga balapan usai.
Perkiraan Valentino Rossi bahwa Marquez sengaja memberikan Quartararo pole position untuk mempelajari pesaingnya itu, tak menutup fakta bahwa pebalap Petronas Yamaha SRT itu telah mencatat beberapa rekor mengesankan pada debutnya di Motogp.Â
Selain itu, dia telah 2 kali mencatatkan diri sebagai pengukir fastest lap saat membalap di Qatar dan kampung halamannya, Perancis.Â
Catatan bagus untuk seorang rookie. Bahkan sampai seri ke-7 ini, Valentino Rossi dan Maverick Vinales sebagai rider tim pabrikan tak memiliki catatan sebagus itu. Dan di klasemen sementara pun, Quartararo masih lebih unggul 11 poin dari Vinales.
Quartararo mengawali karirnya di grandprix motor pada 2015 mulai dari kelas Moto3 dan bernaung di tim Estrella Galicia 0.0. Bersama tim bentukan juara dunia GP125 tahun 1999, Emilio Alzamora, dia mengakhiri musim dengan mengemas 92 poin yang mengantarnya ke peringkat 10.Â
Mencukupkan diri selama 2 tahun di Moto3, Quartararo pun naik ke jenjang lebih tinggi yakni Moto2. Prestasi terbaiknya diraih pada tahun 2018 dengan menjadi penutup posisi 10 besar klasemen akhir.
Dan di awal musim 2019 ini, Petronas Yamaha SRT yang merupakan tim satelit Yamaha resmi memperkenalkan tim mereka di publik dengan line up pebalap di kelas utama terdiri dari Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo.Â
Sebagaimana Quartararo, Morbidelli sebelumnya membalap di Moto2 dan telah setahun membalap untuk Marc VDS Honda di Motogp. Dia juga adalah murid Valentino Rossi karena pernah mengenyam pendidikan di VR46 Riders Academy.
Menjadi yunior tak harus selalu lebih inferior dari pebalap yang lebih berpengalaman. Setidaknya hal itu berlaku bagi Quartararo dan Morbidelli. Dari 7 seri yang dilakoni, Morbidelli yang kiprahnya di Moto2 dihiasi dengan 8 kemenangan (hanya terpaut 1 kemenangan Marc Marquez), justru tertinggal 17 poin dari Quartararo. Kini Morbidelli mengoleksi 34 poin dan berada di posisi ke-12 sementara rekan setimnya berada di posisi ke-7 dengan torehan 51 poin.
Dengan prestasinya sejauh ini, Fabio Quartararo nampaknya menyemai harapan publik Perancis akan adanya penerus generasi pebalap asal Perancis sepeninggal Randy de Puniet dan sebelumnya, Olivier Jacque.
Namun Quartararo masih punya pekerjaan rumah besar selama sisa musim. Dia harus bisa konsisten menjaga ritmenya sehingga dirinya tak hanya dikenal sebagai pebalap yang cepat saat kualifikasi namun tak kompetitip saat race.Â
Melihat statistik penampilannya yang masih didominasi oleh posisi di luar 7 besar, nampaknya usaha untuk tetap berada di posisi 10 besar akhir musim bisa dibilang bukan langkah yang mudah.Â
Well Fabio, masih tersisa 12 seri dan semuanya bisa terjadi.
Baca juga artikel lain tentang Motogp :
- MotoGP: Para "Rookie" Peraih Gelar Juara Dunia
- Marquez Vs Lorenzo dalam Intrik MotoGP 2019
- MotoGP: Tanpa Kemenangan Melimpah, Mereka Melegenda