Mengenai paham itu, adalah sebuah muktamar yang diselenggarakan pada 2017 lalu di Republik Chechnya telah menelurkan beberapa putusan yang dinilai menyingkirkan Salafisme dari lingkaran penganut ahlussunnah waljama'ah. Disebutkan dalam salah satu pasal putusannya bahwa ahlussunnah wal jamaah adalah muslim yang menganut akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah. Sedangkan Salafi mengatakan bahwa Asy'ariyah dan Maturidiyah sebagai paham yang sesat.
NU sebagai salah satu ormas yang berakidah Asy'ariyah, sejak berdirinya konsisten pada pijakannya tersebut. Pun saat ini dimana Salafi sudah merangsek ke dalam masyarakat muslim tanah air melalui sokongan media dan para dainya. GP Ansor sebagai sayap kepemudaan NU pun merasa terpanggil untuk melakukan upaya penangkalan Salafisme sehingga terjadilah kasus penolakan Khalid Basalamah di Jawa Timur dan insiden-insiden serupa lainnya.
Sebenarnya upaya itu bukan hanya dilakukan oleh GP Ansor dan NU karena media merekam hal serupa yang dilakukan oleh FPI meski tak sampai menimbulkan friksi antara anggota FPI dan pengikut Salafi di lapangan.Â
( Baca :Â Romansa Perlawanan FPI terhadap Pemikiran Wahabi )
Paham transnasional lain yang mendapat porsi penolakan serupa adalah paham khilafah yang diserukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Organisasi beragenda politik yang ber-taqiyah sebagai ormas itu tak jarang mengambil hati sebagian masyarakat karena dianggap sebagai representasi golongan yang benar dalam memperjuangkan kejayaan Islam.Â
Meski banyak orang menilai bahwa NU dijadikan sebagai bumper dari kalangan Islamis dalam pemberangusan HTI namun hal itu tak serta merta menyingkirkan dalil-dalil naqli yang dijadikan NU sebagai hujjah menolak kampanye khilafah.
(Baca :Â Maaf Pak "Kwik", Anda Keliru..)
Di lain pihak, GP Ansor tetap berhasil menjalin kebersamaan dengan ormas kepemudaan lain diantaranya Pemuda Muhammadiyah. Kemah Pemuda Islam yang diselenggarakan di pelataran Pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah pada 16-17 Desember 2017, menjadi bukti kebersamaan para pemuda Muhammadiyah dan NU.Â
Dan dalam silaturahmi silaturahim PBNU-Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta semalam, Rabu (31/10/2018) dinyatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor akan mengoptimalkan kerjasama di bidang kemanusian khususnya dalam penangan bencana.
Peran lain GP Ansor mewujud dalam gerakan peduli lingkungan diantara yang tercatat media adalah kegiatannya di Pulau Bawean dan Way Kanan Lampung. Pada masa kepempinan Saifullah Yusuf (kini menjabat salah satu ketua PBNU) di tahun 2006, GP Ansor dan Kementerian Lingkungan Hidup menandatangani MoU kerjasama penanganan masalah lingkungan yang segera dilanjutkan dalam dukungan terhadap proses pemulihan kawasan terdampak tsunami di Pandanaran Jawa Barat.