Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

MotoGP: Tanpa Kemenangan Melimpah, Mereka Melegenda

1 Juni 2019   07:21 Diperbarui: 9 Juni 2019   07:26 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marco Lucchinelli | Foto.tumblr.com

Motograndprix atau Motogp menjadi salah satu kejuaraan motor paling tua yang dihelat di muka bumi. Diadakan di berbagai sirkuit di benua Asia, Eropa, Afrika dan Amerika, kejuaraan ini menghadirkan teknologi terbaru hasil riset dari berbagai pabrikan.

Saat ini, motogp mempertandingkan 3 kelas yakni kelas 250 cc (Moto3), kelas 600 cc yang tahun ini diperbarui menjadi 765 cc (Moto2) dan kelas utama yang diisi oleh motor berkapasitas 1000 cc (Motogp). Semuanya menggunakan mesin 4 langkah.

Mulai dihelat dari 1949, kejuaraan ini sudah mengangkat nama-nama para pebalap dari berbagai negara ke level elit dunia. Dan di antara para pebalap itu, penyelenggara Motogp (Dorna) menobatkannya sebagai legenda balap Motogp.

Legenda tentu adalah kata yang mewakili sebuah superioritas. Berbicara mengenai superioritas di Motogp abad ke-21, dengan serta merta kita akan menyebut nama Valentino Rossi, Marc Marquez atau Jorge Lorenzo yang pernah mendominasi sebuah musim. 

Valentino Rossi pernah menjuarai 11 dari 16 seri pada 2001 dan 2002, Marc Marquez 13 kali menjadi menjadi pemucak di tahun 2014 dan Jorge Lorenzo yang memenangi 9 dari 18 seri yang diadakan pada musim 2010.

Namun dari sekian banyak pebalap grandprix motor yang tercatat sebagai legenda Motogp, tak semuanya memiliki catatan super sebagaimana Rossi, Marquez ataupun Lorenzo. Bahkan jumlah total catatan kemenangan beberapa legenda itu tak lebih banyak dari catatan kemenangan Rossi dalam semusim.

Ayo kita ulik siapa saja mereka.

1. Marco Lucchinelli
Dengan Laverda, Lucchinelli menjadi pebalap ketahanan motor/endurance racing pada 1975. Penampilannya menarik perhatian Yamaha sehingga pada tahun itu juga Italiano ini direkrut untuk membela pabrikan garputala di kelas 350 cc. 

Marco Lucchinelli | Foto.tumblr.com
Marco Lucchinelli | Foto.tumblr.com

Tahun berikutnya, Lucchinelli menyeberang ke Suzuki dan meraih peringkat ke-4 di kelas 500 cc. Masih bersama Suzuki, tahun 1980 dia menguntit Kenny Roberts, Sr dan Randy Mamola di GP 500. Setahun kemudian gelar Roberts berpindah ke Lucchinelli.

Selama karirnya di grandprix motor, pria yang pada 1991 pernah ditangkap karena kepemilikan narkoba itu mengemas 6 kali kemenangan yang 5 diantaranya diraih pada 1981. 

2. Franco Uncini
Pebalap Itali ini aktip di grandprix mulai tahun 1976 dengan mengikuti 2 seri sekaligus, yakni kelas 250 cc dan 350 cc. Mengandalkan Yamaha, Uncini menyelesaikan musim di peringkat ke-21 untuk kelas 250 cc dan ke-9 untuk kelas 350 cc.

Franco Uncini saat membela Suzuki | Foto radioerre.net
Franco Uncini saat membela Suzuki | Foto radioerre.net
Naik ke kelas 500 cc pada 1979, Uncini dengan Suzuki menjadi salah satu pesaing juara bertahan, Kenny Roberts,Sr dan rekan senegaranya, Marco Lucchinelli. Prestasi terbaiknya diraih 3 tahun kemudian (1982) bersama Suzuki. Saat itu, dia memenangi 5 seri dari total 8 seri yang dihelat. 

Pada 1983, Uncini sempat mengalami koma karena kecelakaan yang terjadi saat GP Assen, Belanda dimana dia terjatuh dan tertabrak oleh Wayne Gardner. Meski dapat pulih, tapi dia kehilangan sisa seri musim itu.

Uncini mundur dari balap grandprix setelah menyelesaikan musim 1985 dengan menempati rangking 15 klasemen akhir. Uncini menjadi pebalap Itali terakhir yang menjuarai GP 500 hingga Valentino Rossi merebut gelar pada 2001.

Selama 9 tahun karirnya di grandprix motor, Uncini mengantongi 7 kali kemenangan. Saat ini, Uncini masih berkiprah di Motogp melalui jabatannya sebagai seorang Safety Officer.

3. Kenny Roberts, Jr
Kenneth Leroy Roberts alias Kenny Roberts, Jr adalah anak dari legenda Yamaha, Kenny Roberts, Sr yang pernah menjuarai GP 500 dari tahun 1978 hingga 1980.

Kenny Roberts, Sr menyematkan mahkota ke kepala Kenny Roberts, Jr selepas memenangi musim balap 2000 | Foto. amcn.co.au
Kenny Roberts, Sr menyematkan mahkota ke kepala Kenny Roberts, Jr selepas memenangi musim balap 2000 | Foto. amcn.co.au

Roberts, Jr mengawali catatan full season-nya sebagai pebalap Yamaha di GP 250 pada tahun 1995 dan menjadi juara di kelas pada raja pada tahun 2000 bersama Suzuki. 

Sebelum bergabung dengan Suzuki, Roberts, Jr mengisi line up pebalap di tim asuhan ayahnya, Team Roberts. Prestasinya melesat saat menunggangi Suzuki RGV 500 di musim 1999. Mengunci posisi ke-2, Suzuki menarik perhatian raksasa telekomunikasi Spanyol, Telefonica Movistar yang akhirnya menjadi sponsor utama Suzuki di tahun 2000.

Sepanjang karirnya di GP500 / Motogp, Roberts, Jr memenangi 8 kali balapan yang keseluruhannya bersama Suzuki. Tahun 2007 menjadi tahun terakhir Roberts, Jr di ajang Motogp saat dia kembali membela tim asuhan ayahnya yang mengandalkan motor KR212V yang menggunakan mesin Honda RC212V.

4. Nicky Hayden
Pebalap bernama lengkap Nicholas Patrick Hayden ini memulai karir di Motogp pada 2003 bersama Honda. Di tahun sebelumnya, Hayden menjadi jawara di kejuaraan superbike Amerika (AMA Superbike) bersama American Honda team.

Hayden membalap di Motogp kelas premier sampai dengan tahun 2016. Prestasi terbaiknya diraih pada 2006 saat merebut gelar juara dunia dari tangan Valentino Rossi. 

Selama 14 tahun karirnya di Motogp, Hayden hanya memenangkan 3 race yang 2 diantaranya terjadi di tahun 2006, 6 kali podium ke-2 dan 19 kali podium ke-3. 

Nicky Hayden pada musim 2006 | Foto. otosia.com
Nicky Hayden pada musim 2006 | Foto. otosia.com

Pada 2017, Hayden mundur dari Motogp dan menjejakkan kakinya di lintasan balap superbike. Masih bersama Honda, di tahun pertama dan terakhirnya itu, dia mengemas 40 poin dan berada di urutan 17 klasemen akhir.

Perjalanannya terhenti di tengah jalan karena pebalap Amerika Serikat itu tewas akibat kecelakaan saat melakukan aktivitas bersepedanya di Itali. WorldSbk dan Motogp pun kehilangan sosok pebalap humble kelahiran 30 Juni 1981 itu.

Sebagai penghormatan padanya, Dorna mempensiunkan nomor 69 yang digunakan oleh Hayden selama bertahun-tahun membalap di Motogp.

5. Daijiro Kato
Pebalap Honda kelahiran Saitama, Jepang 4 juli 1876 ini memiliki catatan mengesankan saat berlomba di GP 250. Mendapat jatah wild card dari tahun 1996 hingga 1999, Kato memenangi 2 balapan di antaranya (1997 dan 1998).

Daijiro Kato saat menjadi runner up GP Ceko | Foto. motorsport.com
Daijiro Kato saat menjadi runner up GP Ceko | Foto. motorsport.com
Dan setelah mengisi deretan pebalap full season di tahun 2000, Kato langsung menyabet posisi ke-3 klasemen akhir dan menjadi juara dunia setahun kemudian. 

Kato membukukan 11 kali kemenangan di musim 2001 dan Honda pun berhasil merebut mahkota juara dari Yamaha.

Kato naik kelas ke GP 500 melalui tim asuhan Fausto Gresini di tahun 2002. Mengendari NSR 500 dan RC211V pada penghujung musim, Dai Chan mengunci posisi ke-7 klasemen akhir. 

Tahun 2003 menjadi tahun terakhirnya di kelas para raja. Mengalami kecelakaan fatal di sirkuit Suzuka, Kato akhirnya meninggal setelah mengalami koma selama beberapa hari.

Selama karirnya, Kato memenangkan 17 seri GP 250 dan 2 kali runner up di 2 seri GP500/Motogp.

Baca juga artikel menarik lainnya :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun