Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Lebaran: Tak Pulang Kampung, Silaturahim dan Bid'ah Lebaran

26 Mei 2019   07:26 Diperbarui: 22 Mei 2020   09:05 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun lalu, 90 hari sebelum hari H, tepatnya pukul 00.00 malam, saya sudah berjibaku untuk memperebutkan tiket kereta api melalui situs online PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Entah berebut dengan berapa ribu orang, namun yang pasti tiket tujuan Yogya atau Solo tujuan saya sudah ludes sekitar 10 menit semenjak penjualan dibuka pukul 00.00 WIB.

De Javu

Lebaran tahun ini, terpaksa saya dan keluarga kecil tak pulang kampung seperti biasanya. Dengan pertimbangan usia anak ke dua yang masih beberapa bulan, saya putuskan untuk menunda kepulangan dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi 2 bulan lalu orang tua sudah datang dari Jawa Tengah untuk menengok cucu ke limanya. 

Tentu berbeda rasanya jika saat lebaran tiba, kita tak bertemu keluarga dan sanak famili di kampung halaman. Hal itu yang akan membuat Ied tahun ini jadi agak kurang sesuatu.

Dulu, telinga saya sempat akrab dengan lagu-lagu campursari Didi Kempot. Salah satu lagunya yang terkenal adalah Stasiun Balapan, yang mungkin juga akrab di telinga pembaca. 

Lagu lain yang saya kenal berjudul Tulisan Tangan yang bertutur tentang seseorang yang terpaksa tak pulang kampung saat lebaran karena masalah finansial. Trenyuh benar liriknya. Apalagi dinikmati sembari membayangkan wajah orang tua terutama bunda tercinta.

Dan kini, mesti sebabnya tak sama, saya mengalami hal serupa, tak berlebaran di kampung halaman. Seperti de javu saja.

Tradisi Silaturahmi dan Bid'ah Lebaran

Bersilaturahmi saat Idul Fitri atau yang lazim disebut halal bi halal sudah menjadi budaya di negeri ini dan menjadi bagian tak terpisahkan dari umat Islam di Indonesia. Dengan kata lain, halal bi halal adalah salah satu contoh dari pengejawantahan Islam Nusantara di mana nilai-nilai keislaman berakulturasi sedemikian rupa sehingga mewujud dalam tradisi masyarakat.

Saat kecil, saya dan teman sebaya biasanya berkeliling mengunjungi rumah orang-orang yang dituakan di kampung. Kegiatan itu dilakukan selepas selesai bersilaturahmi dengan keluarga besar yang dilakukan bersama orang tua. Setelah kakek meninggal, rutinitas yang dilakukan selepas shalat Ied adalah menziarahi makamnya lengkap dengan prosesi tahlil di makam tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun