Aprilia, jika nama ini kau sebut di depan istrimu, mungkin yang akan terbayang di benaknya adalah seorang guru privat cantik berambut panjang mengkilap yang berkacamata segiempat dengan lipstik berwarna pink, seperti foto di atas.
Namun jika kau katakan pada Mas Baihaqi yang biker tulen itu, ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi. Membayangkan ibu guru privat cantik tadi atau kemungkinan ke dua, muncul sosok sebuah motor balap keluaran Itali yang totally keren.
Aprilia, mendefinisikan kemungkinan yang ke dua, adalah sebuah nama pabrikan motor yang bermarkas di Noale, Propinsi Venesia, Itali. Pabrikan itu sudah berdiri sejak tahun 1945 selepas Perang Dunia ke dua dan masih exist hingga kini, terlepas dari masalah finansial yang pernah dialaminya.
Pada tahun 1990-an, saat berjayanya mesin rotax, dikenallah motor 2 tak berkapasitas 125 cc berjuluk RS 125 dan 250 cc bertitel RS 250. Dua motor ini cukup ternama di kalangan penggemar motor ngebul. Di samping performanya yang ciamik, sosoknya yang begitu sporty tak lekang ditelan zaman meski sudah berumur seperempat abad.
Adapun di ajang balap motor produksi massal, WorldSBK, Aprilia beberapa kali mendulang prestasi sebagai juara dunia di tahun 2010 dan 2012, saat menaungi juara dunia GP 250 4 kali, Max Biaggi. Jeda 2 tahun, prestasi Biaggi dilanjutkan oleh Sylvain Guintoly yang sama-sama undur diri dari MotoGP.
Namun keberuntungan serupa tak diperoleh Aprilia di kelas premier, baik saat masih mengandalkan mesin 500 cc 2 tak maupun setelah era 1000 cc 4 tak. Motor Itali yang tercatat berulang kali menjadi raja di kelas utama ini adalah MV Agusta yang melahirkan legenda sepanjang masa, Giacomo Agostini.
Kini, di tahun ke empat comeback-nya di MotoGP, Aprilia berniat all out meskipun dengan dana terbatas dari Piaggio.Â
Salah satu indikasinya nampak dari masuknya mantan bos tim Scuderia Ferrari Formula 1, Massimo Rivola ke squad Aprilia. Sedangkan sebagai ujung tombak di lintasan, Aprilia Gresini Team mengandalkan dua rider berpengalaman, Aleix Espargaro dan Andrea Ianone.Â
Meski begitu, Aprilia kini tengah berada di tengah arena perebutan gelar yang cukup ketat. Terutama saat saudara senegaranya, Ducati menjadi salah satu motor terkuat di lintasan, Suzuki yang makin terlihat melaju di atas jalur yang tepat dan Honda yang masih terlihat kokoh.
Namun optimisme terlintas dari ucapan sang CEO. Rivola dengan percaya diri mengatakan bahwa timnya masih lebih baik daripada KTM yang tengah jor-joran di semua kelas sehingga target 10 besar cukup reasonable baginya.Â
OK.. paling tidak ucapan Rivola terbukti dari hasil seri perdana yang digelar di sirkuit Losail, Qatar saat Aleix Espargaro finish di posisi ke-10. Hasil itu lebih baik ketimbang torehan Pol Espargaro pembesut KTM yang mengakhiri balapan di posisi ke-12.
Jadi.. Aprilia?, seberapa hebatkah kau untuk kujagokan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H