Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gantian Mabuk

8 Agustus 2016   09:13 Diperbarui: 1 April 2017   09:02 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Koleksi Pribadi_Imam M

Semalam mabuk bersama Yanto dan Lasto

Mabuk bir kelas literan

Tiap tegukan serasa lima langkah tapak kaki

Ringan meniti anak tangga imajinasi

Teguk terus hingga puncak! Puncak harapan!

Di puncak yang silir, ku lihat ke bawah

Kenyataan hidup tertinggal di sana

Pahit di bawah hanyalah sebuah video bisu tanpa rasa

“Itu aku dan kamu mBul!, hahaha” tawaku berbalas tawa Yanto dan Lasto

Di puncak yang silir, ku pandang indah batas langit

Jernih luas langit serasa layar bioskop tengah kota

Menyaksikan anakku ke sekolah memakai seragam baru, sepatu baru

Riang tawa canda bersama teman-temannya

Menatap istriku menghampiri meja makan

Membawa piring-piring beragam lauk

Takjub ku pada Yanto, dia berdiri di depan Kedai Kopi mewah miliknya

Aneh, biasanya Yanto jualan kopi termos keliling

Lega gembira mendapati Lasto, dia berada dalam Dealer mobil dinding kaca

Aneh, biasanya Lasto duduk ndodok nambal ban di tepi jalan

Ah, aku tak peduli, tak ada waktu mikir yang aneh-aneh

Teguk terus hingga muntah! Muntah serapah!

--------------------

Lupa bagaimana aku turun

Tak ingat dengan siapa aku pulang

Terbangun dari sofa kusam lungsuran

Jam sepuluhan menjelang siang, aku telah sadar

Tak ku dengar suara keluh pinta anakku

Sepatu bututnya tak tampak di teras

Dapur sepi, mungkin istriku di warung tetangga

Sibuk lobi ngutang lagi!

--------------------

Aku telah sepenuh sadar

Bagi tukang batu sepertiku, kesadaran adalah dera derita dirasa

Sadar hasil kerja keras seharian tak cukup menutupi kebutuhan

Hiburan adalah mimpi tak terbeli, sebatas bermimpi itu adalah hiburan!

Ku nyalakan tivi kotak abu-abu

Nyimak berita seputar aparat negara ini

Mereka; hakim, polisi, pentolan birokrasi, serta politisi

Bicara tentang kesejahteraan, bicara pengentasan kemiskinan

Aku menyaksi kumpulan orang-orang mabuk di siang hari!

     ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun