Kau terlahir, indera pun bekerja
Pijak menapak, angsut pikiran terajut
Kau mulai menatap sekitar
Terkagum pada yang bergerak
Keingintahuan pun mulai hinggap
Mengajakmu berlari mengejar misteri
Kau mulai mengenal biologi
Menjumpai banyak keajaiban
Hamparan dunia mikroskopis tersaji
Dunia nyata yang terselip di depan mata
Kau mulai menyelami lautan dunia
Mendapati banyak ketidaktahuan
Surga tanya dalam sunyi samudera
Sebelah dunia di planet yang sama
Kau mulai menatap jauh langit antariksa
Nampak ada, namun rengkuh tiada bisa
Pikiran melayang lalu menghilang
Menghilang dalam bentang bintang-bintang
-----
Lalu kau tersadar ada yang terlupa
Misteri yang terbawa, misteri dalam diri
Tubuh serasa berlubang, hati serasa liang meruang
Ruh menjalar, lekat tanpa dapat terlihat
Berdiri di tepi jurang hati, memandang antariksa mengambang
Kala berada di antara dua jagad tanpa batas
Kau pun bertanya "Apakah itu sebuah nyata?"
"Sebabak mimpi yang sempurna?"
Lantas tundukmu lirih berujar;
Aku adalah manusia, makhluk berpunya kesadaran
Kesadaran atas ketidaktahuan, ketidaktahuan yang menjebak
Semakin banyak tanya, semakin terperosok
Lemas terbenam dalam jurang ketidaktahuan
-----
Tapi tetaplah aku manusia
Makhluk yang ada guna bertanya!
Dimanakah tepi jagad ini!
Dimanakah aku?!
Bagaimanapun aku manusia
Makhluk yang berdiri guna mencari!
Darimanakah asal usulku!
Siapakah aku?!
Selamanya aku manusia
Makhluk bernyawa yang selalu menerka!
Mungkinkah ada dunia selepas tiada?
Alam baka, apakah itu?
                   ***
_______________________
Puisi ini masuk dalam antologi/kumpulan puisi BIJAK KEHIDUPAN
Kumpulan puisi tema lain: BUDAYA DAN SASTRAÂ |Â Â CINTA DAN PENDIDIKAN |Â Â EKONOMI |Â HUKUMÂ |Â Â ANTI-KEKERASAN |Â KESEHATANÂ |Â Â LINGKUNGAN ALAM |Â Â POLITIK |Â Â URBAN |
Sumber ilustrasi foto
Silahkan saja menukil atau meng-copy-paste tulisan ini, namun dengan kerendahan hati wajib menyertakan nama penulis/pengarang (Imam Muttaqin) berikut sumber/link tulisan ini. Maturnuwun.