Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Kodok Melompat Berapa Kali?

14 Januari 2016   12:06 Diperbarui: 20 Januari 2016   13:18 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andri pun dengan kalem mencoba mencairkan suasana hening dengan jawaban: "Delapan kali Kyai; satu lompatan pertama Kodok melompat dari tanah ke air tepi sungai, lantas meloncat enam kali sepanjang sungai, serta ditambah satu kali lagi loncat dari air ke tanah tepian".

Lagi-lagi Kyai tersenyum, hanya saja senyumnya lebih mengembang dari sebelumnya: "Bukan pula itu jawabnya Nak Andri".

Hening lagi-lagi hadir. Hadir bersama kerut di jidat Sarwo. Telapak tangan Aji pun berubah dari semula di lengan kursi menjadi penyangga dagu tanda turut berfikir. Tak lama, keduanya seolah menemukan jawaban. Saling berbalas tatap, dan mengangguk seirama tanda punya jawaban yang sama. Aku pun percaya bakal jawaban keduanya akan benar. Percaya karena, pertama aku tak punya jawaban, kedua ku akui mereka gemar membaca, pandai menulis, dan punya wawasan luas.

"Dua kali Kyai!" serempak jawab Sarwo dan Aji. "Satu kali melompat ke sungai, lantas berenang melintas..." papar Sarwo, lantas pungkas Aji "...dan satu lagi ketika melompat selesai berenang!". Senyumku, Dosman, dan Andri mengiringi jawaban duet tersebut.

"Tidak salah nak jawaban kalian itu, tapi bukan itu jawabannya" jawab Kyai menggelengkan kepalanya sambari tetap tersenyum. Senyum yang seolah kami anak kecil bertingkah lucu meminta angpao di kala lebaran. Di mataku, Kyai sekarang sudah tahu tingkat derajat keilmuan kami.

Kami pun kaget sekaligus penasaran. "Lantas apa jawabannya?" gumamku. Aku yakin benar kami semua bingung.

Seperti biasa, Dosman memberanikan diri mengawali tanya "Nah, yang sebenar-benar melompat berapa kali Kyai?"

"Nol kali. Kodok tidak melompat sama sekali guna menyeberang sungai" tangkas jawab Kyai. Sebuah jawaban padat yang berbalas keriyit alis kami.

---------

Nyai Biyastri serta merta sigap memberikan tiga lembar kertas dan spidol biru kepada suaminya. Badan Kyai pun mulai sedikit membungkuk ke meja dan mulai menggambar sambari menjelaskan.

"Tidak salah Nak Dosman, enam dibagi satu adalah enam. Matematika menjawab demikian itu. Tidak salah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun