Kenapa merasa berbeda?
Tidakkah sama masih tersisa?
Sesama manusia?
Â
Kenapa tak ada belas kasih?
Apakah tak sekalipun menangis?
Kala masih bayi?
Â
Kenapa ada caci hinaan?
Apakah tak pernah rasakan luka?
Sesak di hati? Perih menetes?
Â
Kenapa saling serang?
Bukankah nanti mati sendiri?
Orang tua, leluhur, penguasa, dimanakah mereka kini?
Â
Harus ada salah-benar, itu pilihan bukan?
Namun mestikah benci menyertai?
Benar tapi dibenci, bagaimana rasanya?
Â
Benarkah kebenaran Tuhan yang diusung?
Kebenaran milik Tuhan dan hanya Dia yang membawanya, bukankah demikian?
Itu kebenaran atau sebatas keyakinan?
                    ***
----------------------
Puisi ini termasuk dalam (antologi) Kumpulan Puisi BIJAK KEHIDUPAN
Kumpulan puisi tema lain:Â BUDAYA DAN SASTRAÂ | EKONOMI Â |Â CINTA DAN PENDIDIKAN |Â HUKUM Â | ANTI-KEKERASAN | KESEHATAN Â | LINGKUNGAN ALAM | Â MUSIMÂ | POLITIK Â | Â URBAN |
sumber ilustrasi foto |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H