Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenapa Membencinya?

4 Januari 2016   09:37 Diperbarui: 20 Januari 2016   13:32 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa merasa berbeda?

Tidakkah sama masih tersisa?

Sesama manusia?

 

Kenapa tak ada belas kasih?

Apakah tak sekalipun menangis?

Kala masih bayi?

 

Kenapa ada caci hinaan?

Apakah tak pernah rasakan luka?

Sesak di hati? Perih menetes?

 

Kenapa saling serang?

Bukankah nanti mati sendiri?

Orang tua, leluhur, penguasa, dimanakah mereka kini?

 

Harus ada salah-benar, itu pilihan bukan?

Namun mestikah benci menyertai?

Benar tapi dibenci, bagaimana rasanya?

 

Benarkah kebenaran Tuhan yang diusung?

Kebenaran milik Tuhan dan hanya Dia yang membawanya, bukankah demikian?

Itu kebenaran atau sebatas keyakinan?

                     ***

----------------------

Puisi ini termasuk dalam (antologi) Kumpulan Puisi BIJAK KEHIDUPAN

Kumpulan puisi tema lain: BUDAYA DAN SASTRA  | EKONOMI  |  CINTA DAN PENDIDIKAN |  HUKUM  | ANTI-KEKERASAN | KESEHATAN  | LINGKUNGAN ALAM |  MUSIM  | POLITIK  |  URBAN |

sumber ilustrasi foto |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun