Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mbah Sutris Bukan Teroris Paris

16 November 2015   01:20 Diperbarui: 1 April 2017   08:53 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini era tiap manusia membuat berita sesukanya,..pun  tiap manusia menangkap berita sesuai seleranya. Era tanpa perantara!

Tak perlu mengundang pesulap.. tak perlu lagi topi 'masuk burung, keluar kelinci'. Semua bisa dipoles dengan teknologi..

Tak perlu lagi gidik jarum kompas.. tak perlu tahu dimana utara. Semua bebas menuju tanpa arah memandu..

Tak mesti butuh lembaga, negara, atau ideologi.. semua pribadi dapat menyaksikan dan bereaksi. Semua dapat melakukan aksi teror atas nama pikiran dendam pribadi..

------

Kebenaran-lah yang dibutuhkan kini, tidak sebatas informasi. Hujan informasi mengguyur tiap hari,.. tak perlu dicari.

Nalar mendapati sebatas Keyakinan,.. Keyakinan adalah pemberhentian di ujung terjauh perjalanan. Perjalanan mencari Kebenaran.

Tetap saja Keyakinan bukanlah Kebenaran. Keyakinan adalah ketidaktahuan yg dianggap benar. Sedang Kebenaran masih samar didengar, bimbang dipandang, dan teramat jauh untuk direngkuh.

__________________

Yang ku tahu hanya secuil kebenaran,.. benar adanya bahwa Mbah Sutris bukan teroris kejadian paris. Kami berdua berada di gardu poskampling, jadwal ronda kami sama. Dari masuk tengah malam hingga subuh menjelang, Mbah Sutris pulas tak beranjak kemanapun. Mbah Sutris tertidur tepat di antara aku dan televisi. Televisi seru menyiarkan pertandingan bola, dan selama itu ku terjaga. Sesekali ku mengusir nyamuk yang hinggap di sela ringkuk baring tubuhnya. Itulah kabar yang sebenar-benar berita, sebuah kebenaran.

Ouuhh!!... mmmm, ada satu terlupa!. Ditengah jeda bola, ku pergi jauh ke semak untuk 'buang ampas perut',... dan ku tidak tahu, apakah Mbah Sutris terjaga??. Kenapa pula manusia seusianya punya handphone canggih? Sungguh janggal. Sekarang ku teringat, kenapa juga dia tadi mengajak berbincang carut-marut Suriah?.. mmm...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun