Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Itu Pandu Batasmu

17 November 2015   07:55 Diperbarui: 17 November 2015   08:33 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

".. Jangan dirikan mercu suar meski seolah benar,..biarlah kapal serakah buta dermaga.. "

_________________________________

Kau lahir tanpa punya,.. mungkin itulah sebab tangismu kala bermula..

Dalam ketidaktahuan berbungkus kebingungan kau belajar,.. belajar tahu apa guna diri dan apa di sekitarmu,..

Terus kau belajar, hingga merasa meraja tahu segala. Jika pun belum mampu atau tidak tahu, maka kau merasa bisa mencari jawaban penjelasannya..

Terus kau belajar, hingga menemukan ragam keterbasan. Keterbasan yang mengganggu dan ingin segera disingkirkan..

----------

Tak bisa berlari secepat kuda, lantas buat kuda beroda,..

Tak dapat menyelam lama, maka benam kapal selam di samudra,..

Tak kuasa terbang, segera luncurkan burung besi mengudara,..

Dinding tepi langit hendak diraba, tak lama satelit pengindera dilepas tembus batas angkasa,..

----------

Sejuk nafas pohon tetumbuhan,.. rakusmu menebas seolah tiada peduli anak keturunan,..

Julang bukit gunung mematri bumi,.. kau ratakan, gali, cari, dan ambil semua isi,..

Malam imbangi siang,.. itu tak cukup bagimu. Kau taburi bedak benderang,.. 

Karang pagar di tepian itu bukan jalan,.. kau terabas. Mercu Suar angkuh kau tegakkan,..

----------

Keterbasan bukan selalu berarti ketidakmampuan diri,.. kerapkali hanya murni sebatas batasan.

Batasan yang menjaga manusia tetap manusiawi, manusia yang sadar dan mampu mengendalikan diri..

----------

Pelan berjalan tanpa beriring buru,.. nikmatilah hikmah..

Anggap dasar samudera bagai misteri,.. biarlah tetap lestari..

Abaikan langit yang tak tergapai, biarkan mata imaji menangkap indahnya..

Berikan kesempatan pikiran mengangkasa jelajah antariksa dunia,.. dunia jagad raya dan jagad hati, hati manusia,..

----------

Apakah benar ingin merasa hidup dalam kehidupan? Biarlah pohon tetumbuhan temani panjang hidupmu..

Apakah benar ingin tahu isi bumi? Biarkanlah bukit gunung muntahkan sendiri isi perutnya,.. dan menyimpan bagian yang kau tak perlu tahu..

Biarlah malam temaram, gulita sekalipun,..  menjadikan siang hari jadi lebih berarti..

Jangan dirikan mercu suar meski seolah benar,..biarlah kapal serakah buta dermaga..

Lembut cahaya bulan, pijar bintang, teriak ombak, desis angin, petanda alam dan seisinya.. tidakkah semua itu cukup bagi pandumu?.. Pandu untuk mengerti siapa dirimu, sebatas manusia!.

 

                                                                ***

_________________________________

sumber ilustrasi foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun