Dia pilihan, namun kau tak berinya pengakuan
Dia berencana, namun kau siapkan tipu daya
Dia melangkah, terus saja kau sanggah
Dia sisir pelik masalah, kau pelintir penuh fitnah
Mungkin sebentar lagi dia beol diam duduk, pastilah kan kau timpuk!
----
Kawan, itukah lantang suara kalian? Penuh nada sumbang kebencian?
Itukah ajaran yang kalian yakini? Berisi nilai nirmanusiawi?
Warisan leluhur mengajari? Tanpa santun luhur tersaji?
Gali kebenaran terpendam? Kenapa nampak bongkah dendam?
Benarkah itu kalian kawan? Di negeri ini kalian rusak persatuan!
----
Kawan,..nampak ada satu yang kau lupakan. Lupa mendoa kebaikan bagi pimpinan,..
Jikapun kau tetap saja enggan, biarkan semua berakhir dalam kedamaian,..
Boleh saja dia berbeda, namun jangan karena itu kau benci padanya. Meniada beda adalah ingkar atas ragam-rupa ras manusia,..
Terus saja kau cela kawanannya, maka cermin berujar kawananmu lebih buruk daripadanya,..
Apabila kalian beringin memimpin, gunakan waktu tuk tempa tunas pemimpin baru,..
----
Negeri ini jatuh dalam kubang kebencian.. penuh lumpur fitnah amarah,..
Turunkan sejenak bendera-benderamu kawan,.. duduklah sebatas melepas lelah, renungkanlah!
Â
                                                       ***
sumber ilustrasi foto
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H