Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Drama

Orang Itu Bertanya Padamu,..

21 Oktober 2015   16:47 Diperbarui: 6 Januari 2016   21:18 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hentikanlah memandangku, bertanya asal-usulku, ingin tahu masa laluku, terlebih kalian coba berfikir tentangku. Ku pernah singgah di dunia kalian, dunia yang hiruk pikuk, dimana harapan kerap terbentur kenyataan, dimana akal dan perasaan berbaur teraduk dalam takaran yang selalu saja berubah. Mestinya, akulah yang bertanya padamu: "Bagaimana harimu, lapang-legakah duniamu, bahagiakah hidupmu?"

___________________________

Dunia tiada peduli padaku,.. Padahal aku lebih tak peduli dengan kalian,..

Kalian kira aku telah mati rasa,.. Ku bisa merasakan hanya saja tak ingin menilai apa yang kurasa,..

Kalian menduga ku hilang kesadaran,.. Lebih tepatnya semua kesadaran itu ku buang,.. seringkali kesadaran hanya menyuguhkan pikiran dan perasaan teramat perih,..

Berkali-kali orang bergumam, bagaimana hariku?,.. Padahal dalam bata sisa bahasa: urus saja harimu, itupun mungkin tiada lebih baik

Darimana asalku? Ku berasal dari pipih celah sempit, dikala bongkah takdir teramat keras menumbuk akal dan perasaan,..

Anak-anak, dewasa, maupun orang tua kerap bersorak menghina,.. Itu semua bukan apa-apa, tidak akan menjadikanku lebih gila. Semesta seisinya pernah menyiksa membantingku lebih dari itu..

Bagaimana esok? maksud kalian bagaimana esok dalam pikiranku, begitukah? Kalian seolah yang gila menanyakan itu padaku. Ku tidak berfikir! Biar esok menjadi petualangan jasad-raga ini membawa.

Hentikanlah memandangku, bertanya asal-usulku, ingin tahu masa laluku, terlebih kalian coba berfikir tentangku. Ku pernah singgah di dunia kalian, dunia yang hiruk pikuk, dimana harapan kerap terbentur kenyataan, dimana akal dan perasaan berbaur teraduk dalam takaran yang selalu saja berubah. Mestinya, akulah yang bertanya padamu: "Bagaimana harimu, lapang-legakah duniamu, bahagiakah hidupmu?"

***

___________________________

sumber ilustrasi foto

Silahkan saja menukil atau meng-copy-paste tulisan ini, namun dengan kerendahan hati wajib menyertakan nama penulis/pengarang (Imam Muttaqin) berikut sumber/link tulisan ini. Maturnuwun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun