Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hentikan Siksa, Bunuh Cepat dan Tinggalkanlah Sisa

14 Oktober 2015   18:30 Diperbarui: 5 November 2015   11:30 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedang kamu, kamu, dan kamu,.. bangsa mamalia berkaki empat; jangan malu.. kesinilah.. kalian terus berdoa tiada lagi siksa peneuteran.. kalian menginginkan-'nya' untuk kepuasan dan beranak pinak.. tiada lagi kebiri!

Ada titipan pasan khusus dari Sapi Karapan Madura,. tiada lagi siksa balsam di mata dan paku di pantat,.. tiada lagi rekeng untuk memaksa kalian lari dalam buta-perih!

Onikektomi juga sudah saya garis tebal.. takkan terlupa,.. jadi kalian singa, anjing, kucing,.. tiada lagi siksa remuk tulang cabut cakar sangar kalian!

Ternyata masih banyak lembar tuntutan kita,.. mungkin kalian sendiri bisa kesini, berbanjar rapi untuk membacanya nanti,.. namun sebelum saya tutup pembuka pertemuan kali ini.. saya hendak mendengar pesan bijak Paus Raja Samudra yang dibawa oleh Lumba-lumba..

Sebelum kau sampaikan pesan Paus, sekedar memastikan engkau tenang,.. perihal siksa sirkus juga ada pada lembar tengah menjelang akhir. Silahkan:

-------

Si Lumba;, Paus yang Tulus berpesan kepadamu sebagai wakil kita,.. sampaikanlah kepada manusia:

"teramat susah bagi kami untuk menandingi dan melawanmu, apapun yang engkau perbuat kepada kami. Namun jika benar butuh apa-apa yang ada pada kami.. maka ambilah secukupnya.. bunuh kami dengan cepat hingga ruh malayang tanpa tersangkut ronta jasad yang bergulat dengan sayat, perih pedih, dan segala sakit penderitaan! Dan jangan.. jangan bunuh semua dari kami,.. istri,..anak,.. sanak famili. Berilah belas kasih kalian sebagai makhluk berfikir.. sisakanlah anak-anak dari bangsa kami. Supaya kami terus ada.. dan terus mengakui betapa bangsa manusia digdaya"

-----

Luar biasa, benar kiranya kita tempatkan Paus sebagai sosok bijaksana. Itulah bangsa kita.. meski kalah dalam garis takdir kuasa.. dan sekilas pesan Paus merendah,. namun disana ada sindir halus guna membuka hati dan pikiran manusia sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya, sesama penghuni yang tinggal di bumi ini,.. bumi bersama.

_______________________________________________________________________________________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun