[bunyi ayam berkokok.. lancang di depan kebiasaan]
Satu, dua, tiga, empat, lima.. ahhh.. keempat-kelima teramat kecil.. mereka ku anggap satu..
Kenapa panggilan purnama kali kelima ini tetap saja tiada mereka penuhi?
Mengapa mereka tak nampak riang berenang mengambang?
Kemana para makhluk berinsang?
-----------------
hhuufftt... hanya empat,.. jikapun semua laku tiada lebih dari sepuluh ribu..
Tembakau ini juga kenapa lebih sepah,.. sedikit basah terkena air biasanya tidak sedemikian rasanya,..
-----------------
[adzan subuh terdengar sanyup dari balik desa]
Pulang, ntah apa nanti yang dikata istriku, bagaimana rengek pinta uang jajan ketiga putriku.. itu tiada lagi bisa pikirku bersiap,.. cukup diam sajalah seperti halnya kemarin..