Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu, Kini Kisah Kancil Tiada Lagi Sama...

7 Oktober 2015   19:19 Diperbarui: 4 Januari 2016   08:59 1812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu, tutur kisahmu tiada nyata..

kancil belum secerdik yang kau sanjung..

Kancil dibunuh lahap rakus kuasa buaya..

--------

Ibu, kesinilah.. dari tepi sungai ini nampak kulai raga Kancil..

Dan mohon jangan kau tanya dimana para Buaya keji berlari..

--------

Ibu, tutur kisahmu tiada utuh..

Di tengah sungai.. tiada sebatas hitungan jari,.. mereka ratusan dalam sekutu..

Hanya benar separuh katamu,.. lupa kau tuturkan mereka ahli sembunyi..

--------

Ibu,.. mohon perkenan gubah kisah kancilmu..

supaya kisah kancil tetap merdu berlaku..

--------

Ibu,.. kancil bukanlah cerdik,.. dan ia pun bukan jawara!!..

karena kerap di alam raya ini kecerdikan remuk dihantam kekejian..

Ibu, di secuil petak hutan ini.. di tepi sungai ini.. tiada tahta Singa raja pejaga,.. adalah Kancil penjaganya!!

Ibu, kancil bukanlah sosok ulung pelari,.. Kancil adalah pemberani!!

Ibu, kancil bukanlah hewan beku dalam gurat cerita,.. Kancil adalah guru!! guru haru biru kisah perjuangan-perlawanan..

-------

Dan ketahuilah Bu,.. kisah Kancil di ujung mata tiada membuat senyum riang..

Kancil telah menjadikan manusia tertunduk malu dalam jepitan tipis nyali dan lemah daya,..

--------

Ibu, kaulah pemilik hutan dan garis sungai ini..

Ibu, ku mohon.. panggil, adili, dan hukum para buaya dengan genap kolega sekutunya..

Ibu, tutuplah liang kisahnya dengan lembut pasir terbaik..

dan tancapkanlah kayu nisan hitam berpahat: "Sang Kancil, Sang Penjaga, Sang Pemberani, Sang Guru!!"

------

#ImamMuttaqin;

awal Oktober 2015; coretan sedih-getir menyaksikan kekejian pembunuh #SalimKancil.. (ngeri membayangkan pembunuhannya.. mulai dari kronologi cerita hingga foto-foto lingkungan TKP dan jasadnya). Disisi lain tunduk hormat (sambari malu diri sendiri/penulis) kepada Sosok Salim Kancil.

Semoga Tuhan Yang Maha Rahman Rahim membalas keberanian, perjuangan, dan deritamu dengan sebaik-baik balasan,.. amin,..

Sumber foto Kancil; Sumber Foto Poster

Silahkan saja menukil atau meng-copy-paste tulisan ini, namun dengan kerendahan hati wajib menyertakan nama penulis/pengarang (Imam Muttaqin) berikut sumber/link tulisan ini. Maturnuwun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun