Di sebuah desa terpencil bernama Sukamaju, sekelompok mahasiswa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari. Di antara mereka, ada Dimas, mahasiswa jurusan teknik sipil, dan Ayu, mahasiswi jurusan pendidikan. Mereka ditugaskan untuk mengajar di Madrasah Tsanawiyah (MTs) setempat, membantu program Matsama (Masa Taaruf Siswa Madrasah) bagi siswa baru.Â
Suatu sore, setelah selesai mengajar, Dimas dan Ayu duduk di teras madrasah sambil menikmati pemandangan sawah yang menghijau.
Dimas: "Ayu, kamu sudah pernah ikut kegiatan Matsama sebelumnya?"
Ayu: "Iya, waktu di kampus dulu pernah jadi panitia. Tapi ini pertama kalinya di desa seperti ini. Rasanya berbeda, ya?"
Dimas: "Benar. Anak-anak di sini tampak antusias dan penuh semangat. Mereka mengingatkanku pada adikku di rumah."
Ayu: "Kamu punya adik? Berapa usianya?"
Dimas: "Iya, namanya Rina, usianya 13 tahun. Dia sebaya dengan siswa-siswa di sini."
Ayu: "Pasti menyenangkan punya adik. Aku anak tunggal, jadi kadang merasa kesepian."
Dimas: "Oh, begitu. Tapi dengan menjadi guru sementara di sini, kita bisa merasakan punya banyak 'adik' baru, kan?"
Ayu: "Iya, benar juga. Mereka sangat menyenangkan."
Hari-hari berlalu, kebersamaan Dimas dan Ayu dalam mengajar membuat mereka semakin akrab. Suatu malam, desa mengadakan acara kesenian tradisional untuk menyambut para mahasiswa KKN. Di bawah langit berbintang, alunan gamelan mengiringi tarian tradisional yang memukau.
Ayu: "Dimas, lihat tarian itu. Indah sekali, ya?"
Dimas: "Iya, aku terpesona. Budaya di sini begitu kaya."
Ayu: "Kamu suka kesenian tradisional?"
Dimas: "Sebenarnya, aku lebih suka musik modern. Tapi melihat ini, aku jadi tertarik mempelajarinya."
Ayu: "Aku juga. Mungkin kita bisa belajar bersama selama di sini."
Dimas: "Ide bagus. Selain mengajar, kita bisa menambah wawasan budaya."
Malam itu menjadi awal dari kedekatan mereka. Setiap sore setelah mengajar, mereka belajar menari dan memainkan gamelan bersama warga desa. Kebersamaan itu menumbuhkan perasaan khusus di hati mereka.
Suatu hari, saat matahari mulai terbenam, Dimas dan Ayu duduk di bawah pohon besar di dekat madrasah.
Dimas: "Ayu, ada yang ingin aku sampaikan."
Ayu: "Apa itu, Dimas?"
Dimas: "Selama kita di sini, aku merasa nyaman bersamamu. Aku... aku suka padamu."
Ayu: (tersenyum) "Aku juga merasakan hal yang sama, Dimas."
Mereka saling berpandangan, tersenyum, dan merasakan kebahagiaan yang sederhana namun bermakna. Hari-hari KKN mereka diwarnai dengan cinta yang tumbuh di antara tugas dan tanggung jawab. Mereka berjanji, setelah KKN berakhir, akan tetap menjaga hubungan ini dan melihat ke mana takdir membawa mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H