Sampai-sampai beberapa waktu silam mendapat sindirian dari Bapak Presiden, kemana lulusan pertanian? Padahal mah gak kemana-mana. Situ saja yang gak peka kalau kami selalu ada dan berharap. Padahal setelah ditelaah tiap tahunya mahasiswa baru jurusan pertanian bejibun banyaknya loh.
Artinya jurusan pertanian, tidak bisa dikatakan sebagai jurusan yang tidak diminati, bukan? Masalahnya adalah output. Lagi-lagi stigma di masyarakat, yang masih beranggapan lulusan kuliah masa di sawah, itu masih kuat. Kuat banget. Kayak rinduku. Sepertinya perlu dibasmi dengan obat pembasmi sistemik agar hilang sampai ke akar-akarnya.
Well, kuliah pertanian mau jadi apa? Â Ya jadi petani tentu saja. Mau gak mau. Tentu saja ini harus ditekankan kepada sarjana-sarjana pertanian. Merekalah yang belajar teori-teori pertanian. Mulai dari yang konvensional sampai mekanikal. Mana yang efisiensi dan mana yang basa-basi.
Dari hal pengolahan lahan, sampai pemasaran. Semua padahal dipelajari. Kalau mereka tidak mau turun disana, lantas siapa lagi? Memang berat. Tapi apakah tidak mau sedikit saja. Sedikit. Sedikit memikirkan mau seperti apa pertanian kita? Pertanian Indonesia. #
Kabar hari ini, membawa angin segar. Khususnya untuk saya. Pemerintah melalui kementerian Pertanian, begitu gencar melakukan inovasi-inovasi dalam bidang pertanian. Hal tersebut diperkuat dengan komitmen Menteri Pertanianya sendiri. Periode yang lalu, dan yang sekarang adalah bukan orang biasa dalam dunia pertanian.Â
Lagi-lagi, semua hal akan kembali ke diri masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H