Teman saya jadi merasa perlu mempraktikkan seni perannya dengan mengaku-aku sebagai wartawan untuk membalas perlakuan si galak. Dengan ganti membentaki dan mengancam si satpam, "Bapak jangan kurang ajar! Saya tulis di koran, nanti! Saya ini wartawan lho!".
Mungkin kebohongan profesi itu terjadi lantaran kawan saya tersinggung kemanusiannya dan sekalian ingin melampiaskan kekesalannya pribadi.Â
Setelah mendengar cerita dari kawan saya yang seniman tersebut, saya jadi teringat keasyikan menebar pakan untuk ikan di kolam. Dan lalu tergerak menulis catatan ini.
Saya hubungkan karena saya rasa perkara demonstratif pembagian bantuan tak hanya peristiwa politik belaka, tetapi di situ ada pula pelampiasan kejiwaan. Yakni rekreasi kemewahan sehari menjadi Sang Hyang Wisnu. Kecuali yang tidak, tentunya.
Sukoharjo, 27 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H