Tersebutlah beberapa anak muda yang sejak tahun 2013 tetap bersama dalam komitmen dan konsistensi untuk penanggulangan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia khususnya di Gorontalo. Mereka ini terdiri dari Fahri, Budi, kemudian diikuti oleh Sadam dan Ferlin. Melalui berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi berbagai dampak buruk akibat penyalahgunaan Narkoba. Berangkat dari berbagai keadaan tersebut kemudian mereka berinisiatif untuk berkelompok dan bersatu di lingkungan kampus (kebetulan mereka pada saat itu merupakan mahasiswa Universitas Gorontalo Fakultas Kesehatan Masyarakat). Melalui diskusi yang panjang kemudian akhirnya bersepakat untuk membentuk sebuah wadah di lingkungan kampus yang concern pada Penanggulangan Berbagai Dampak Buruk Penyalahgunaan Narkoba Di Lingkungan Kampus.
      Selanjutnya kemudian mereka menjatuhkan pilihan pada akronim KOMPAK sebagai nama wadah tersebut. Secara filosofi kata KOMPAK bermakna kebersatuan gerak/aktifitas masing-masing individu dalam sebuah kelompok. Selain itu KOMPAK sendiri sebagai sebuah akronim dari: Korps Mahasiswa Peduli Anti Narkoba. Sehingga pilihan nama KOMPAK secara garis besar mampu menjawab dua hal yaitu merupakan akronim dari hal ihwal berdirinya organisasi juga menjadi spirit dari masing-masing anggota dalam menjalankan organisasi tersebut. Selapas itu mereka kemudian berembuk untuk menentukan lambang dari organisasi baru itu di lingkungan kampus. Berangkat dari niatan dan semangat awal dari berdirinya organisasi ini kemudian disepakati ada beberapa komponen inti dari lambang yang kemudian akan disatukan yang terdiri dari:
1. Perisai               : bermakna KOMPAK kedepannya mampu menjadi penangkis/perisai dari berbagai dampak buruk penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kampus
2. Logo Kampus     : bermakna KOMPAK sendiri berbasis di Universitas Gorontalo.
3. Nama Organisasi : Bermakna menjelaskan Nama Organisasi
4. Warna Hitam      : Bermakna kedalaman ilmu.
      Melalui tangan dingin dari saudara Saddam kemudian beberapa komponen inti lambang tersebut kemudian dirakit menjadi sebuah bentuk yang indah dipandang mata dan mampu memberikan penjelasan makna gramatikal melalui bentuk dan paduan warna serta permainan letak masing-masing symbol.
      Selanjutnya kemudian sebagai sebuah organisasi KOMPAK memerlukan yang namanya aturan main atau yang biasa dikenal dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Selanjutnya pada bulan Desember 2014 dengan segala keterbatasan kemudian KOMPAK melangsungkan Musyawarah Besar pertama (MUBES I) yang dilaksanakan di kediaman saudari Ferlin. Pada forum tertinggi dalam KOMPAK itulah kemudian di sahkan aturan main KOMPAK selama satu periode. Yang menarik dari MUBES I ini kemudian di sahkan masa keanggotaan KOMPAK adalah seumur hidup, yang tertuang dalam AD/ART. Selanjutnya kemudian dilanjutkan dengan pemilihan Ketua KOMPAK untuk satu periode dan yang terpilih adalah Budi. Atribut KOMPAK sudah berangsur-angsur lengkap kemudian dilanjutkan dengan penentuan aktifitas selama satu periode kepengurusan.
      Persoalan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, khususnya Gorontalo mengalami pasang surut. Hal itu secara tidak sadar berdampak langsung terhadap angka penyalahgunaan Narkoba itu sendiri. Berdasarkan data penyusunan profil BNNP Gorontalo tahun 2013 di temukan bahwa 49 % masyarakat Gorontalo mendapatkan informasi yang berhubungan dengan Narkoba melalui media dan BNN sebagai lembaga pemerintah yang concern di penanggulangan Narkoba di Indonesia hanya 15 % masyarakat saja yang sanggup di jangkaunya dan efektif. Yang menarik dari data diatas adalah kampus sebagai tempat yang banyak menampung masyarakat untuk usia rentan hamper tidak tersentuh oleh penyebarluasan informasi penyalahgunaan NARKOBA. Walaupun 88% masyarakat setuju jika NARKOBA bisa menyebabkan kematian (Sumber Profil BBNP Gorontalo Tahun 2013).
     Berangkat dari kenyataan diatas tidak berlebihan jika kemudian keberadaan KOMPAK sedikit banyak bisa memberi pengaruh baik dalam menurunkan angka penyalahgunaan Narkoba di lingkungan Kampus dan juga mencegah munculnya kelompok baru yang menjadi penyalahguna dari NARKOBA di lingkungan kampus sendiri. Dan melalui PENDIDIKAN dan PELATIHAN DASAR KOMPAK I diharapkan munculnya mahasiswa lain yang mampu dan berdaya dalam mencegah diri sendiri dan lingkungan dari dampak buruk penyalahgunaan NARKOBA di Provinsi Gorontalo, Khususnya Kampus UNIVERSITAS GORONTALO.
UNTUK ANGGOTA BARU KOMPAK SAYA UCAPKAN SELAMAT BERGABUNG DI KOMPAK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H