Mohon tunggu...
mashuri mashar
mashuri mashar Mohon Tunggu... -

yang senantiasa resah dan mencoba berbuat sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ampanaku, Ampanamu (Jugakah)?

5 Maret 2012   11:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencoba menikmati perjalanan yang cukup melelahkan bagi sebagian orang merupakan hal yang mustahil, tidak berbeda yang saya alami ketika mencoba menjajal rute PALU-AMPANA. Ampana merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah. Kabupaten yang dulunya merupakan kecamatan setelah terkena badai pemekaran akhirnya menjadi kabupaten sendiri dibawahi secara administrasi oleh pemerintah daerah Toujo Una-Una. Untuk menuju ke Ampana dibutuhkan waktu kurang lebih 8- 10 jam dari kota Palu. Sebagai salah satu kabupaten yang masih berumur relative muda sebuah keniscayaan kemudian pemerintah daerahnya melakukan sebuah pembenahan yang lintas sektoral sifatnya. Sehingga bukan hal yang mengagetkan ketika beberapa program baik yang dari pemerintah maupun yang dari swasta(LSM) bisa dikatakan relative berkembang. Apakah ini merupakan sebuah keniscayaan semangat aparatur dalam membangun kotanya yang masih berumur masih terbilang muda itu ataukan ini tidak lebih dari implementasi perwujudan sebuah good governance. Ketika ini merupakan akibat dari sebab yang pertama, bukan tidak mungkin semangat ini bisa terjebak dalam hitungan waktu saja, dan jika karena sebab yang kedua masalah waktu bagi penulis bukan hambatan karena, gagasan keberlanjutan keberhasilan bukan hal yang mustahil, mengingat siapapun yang menjadi pejabat terkait semangat untuk menjadikan Ampana lebih baik bukan menjadi sebuah hambatan.

Setelah m

13309458761154373122
13309458761154373122
elewati kurang lebih 18 desa/kelurahan dan satu kabupaten (POSO) sepanjang garis pantai teluk Tomini, sedikit menghibur bagi penulis, setelah sebelumnya hanya hamparan kabut yang menjadi suguhan pemandangan sepanjang jalan. Perlu penulis jelaskan sebelumnya rute yang ditempuh untuk mencapai Ampana dari kota Palu melalui jalur darat terbagi atas 2 bagian, rute yang yang pertama dilalui ialah rute yang menjajaki pegunungan Dadi dan pegunungan Med yang terletak pada 1500 m atau lebih diatas permukaan laut , sehingga tidak heran sepanjang perjalanan ketika menempuh rute pertama suguhan kabut merupakan hal yang biasa. Setelah itu perjalanan menyusuri garis pantai teluk tomini. Bagi penulis kedua bentuk rute tersebut sedikit banyak mempengaruhi kondisi fisik penumpang kendaraan, yang perlu diketahui untuk rute  pertama sehubungan tekstur geografi yang pegunungan  mengharuskan kendaraan menempuh jalan yang berkelok dan terjal. Selain itu untuk menempuh jalur darat dari kota palu tersedia banyak layanan angkutan darat yang dikelolah olah pihak swasta.

Setelah tiba di kota Ampana, dan mengambil tempat untuk menginap di salah satu

13309460091850105253
13309460091850105253
sudut kota, penulis kemudian menikmati suasana pinggir pantai yang teduh dan  menghanyutkan. Debur ombak yang bergulung-gulung serta  angina yang menyejukkan sekiranya tidak  berlebihan dikatakan  merupakan ganjaran yang setimpal  setelah melalui  perjalanan yang setimpal. Selain itu di  beberapa tempat  menginap di kota Ampana juga  menawarkan pilihan wisata ke  beberapa pulau di teluk  tomini. Untuk beberapa pulau di  Teluk  Tomini, bisa di  tempuh kurang lebih 1,5 jam dari Kota  Ampana, seperti  kebanyakan wisata di daerah kepulauan  suguhan keindahan  pantai dan keindahanbawah laut yang menjadi nilai jual dari  gugusan pulau di teluk tomini. Bagi penulis, suguhan keindahan di salah satu daerah lepas pantai Ampana sudah cukup, mengingat debur ombak yang bergulung-gulung di tepi pantai menjadi sebuah kesempurnaan ketika dinikmati sambil melahap
13309461601064494011
13309461601064494011
sajian seafood hasil olahan tangan yang masih alami.

Oh Ampana-Ku….Ampanamu (jugakah?)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun