Mencoba menikmati perjalanan yang cukup melelahkan bagi sebagian orang merupakan hal yang mustahil, tidak berbeda yang saya alami ketika mencoba menjajal rute PALU-AMPANA. Ampana merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah. Kabupaten yang dulunya merupakan kecamatan setelah terkena badai pemekaran akhirnya menjadi kabupaten sendiri dibawahi secara administrasi oleh pemerintah daerah Toujo Una-Una. Untuk menuju ke Ampana dibutuhkan waktu kurang lebih 8- 10 jam dari kota Palu. Sebagai salah satu kabupaten yang masih berumur relative muda sebuah keniscayaan kemudian pemerintah daerahnya melakukan sebuah pembenahan yang lintas sektoral sifatnya. Sehingga bukan hal yang mengagetkan ketika beberapa program baik yang dari pemerintah maupun yang dari swasta(LSM) bisa dikatakan relative berkembang. Apakah ini merupakan sebuah keniscayaan semangat aparatur dalam membangun kotanya yang masih berumur masih terbilang muda itu ataukan ini tidak lebih dari implementasi perwujudan sebuah good governance. Ketika ini merupakan akibat dari sebab yang pertama, bukan tidak mungkin semangat ini bisa terjebak dalam hitungan waktu saja, dan jika karena sebab yang kedua masalah waktu bagi penulis bukan hambatan karena, gagasan keberlanjutan keberhasilan bukan hal yang mustahil, mengingat siapapun yang menjadi pejabat terkait semangat untuk menjadikan Ampana lebih baik bukan menjadi sebuah hambatan.
Setelah m
elewati kurang lebih 18 desa/kelurahan dan satu kabupaten (POSO) sepanjang garis pantai teluk Tomini, sedikit menghibur bagi penulis, setelah sebelumnya hanya hamparan kabut yang menjadi suguhan pemandangan sepanjang jalan. Perlu penulis jelaskan sebelumnya rute yang ditempuh untuk mencapai Ampana dari kota Palu melalui jalur darat terbagi atas 2 bagian, rute yang yang pertama dilalui ialah rute yang menjajaki pegunungan Dadi dan pegunungan Med yang terletak pada 1500 m atau lebih diatas permukaan laut , sehingga tidak heran sepanjang perjalanan ketika menempuh rute pertama suguhan kabut merupakan hal yang biasa. Setelah itu perjalanan menyusuri garis pantai teluk tomini. Bagi penulis kedua bentuk rute tersebut sedikit banyak mempengaruhi kondisi fisik penumpang kendaraan, yang perlu diketahui untuk rute pertama sehubungan tekstur geografi yang pegunungan mengharuskan kendaraan menempuh jalan yang berkelok dan terjal. Selain itu untuk menempuh jalur darat dari kota palu tersedia banyak layanan angkutan darat yang dikelolah olah pihak swasta.
Setelah tiba di kota Ampana, dan mengambil tempat untuk menginap di salah satu
sudut kota, penulis kemudian menikmati suasana pinggir pantai yang teduh dan menghanyutkan. Debur ombak yang bergulung-gulung serta angina yang menyejukkan sekiranya tidak berlebihan dikatakan merupakan ganjaran yang setimpal setelah melalui perjalanan yang setimpal. Selain itu di beberapa tempat menginap di kota Ampana juga menawarkan pilihan wisata ke beberapa pulau di teluk tomini. Untuk beberapa pulau di Teluk Tomini, bisa di tempuh kurang lebih 1,5 jam dari Kota Ampana, seperti kebanyakan wisata di daerah kepulauan suguhan keindahan pantai dan keindahanbawah laut yang menjadi nilai jual dari gugusan pulau di teluk tomini. Bagi penulis, suguhan keindahan di salah satu daerah lepas pantai Ampana sudah cukup, mengingat debur ombak yang bergulung-gulung di tepi pantai menjadi sebuah kesempurnaan ketika dinikmati sambil melahap
sajian seafood hasil olahan tangan yang masih alami.
Oh Ampana-Ku….Ampanamu (jugakah?)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya