Mohon tunggu...
Mashur Affandi Kurniawan
Mashur Affandi Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya Menerapkan Teknologi Tepat Guna : Alat Tanam Bawang Merah Ergonomis Untuk Petani. Di Desa Sajen Dusun Sumberan Mojokerto

17 Januari 2025   14:54 Diperbarui: 17 Januari 2025   14:52 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa UNTAG Surabaya Mendampingi Dalam Mempraktekan Cara Kerja Alat

Desa Sajen, Mojokerto --  Dalam upaya meningkatkan efisiensi pertanian, sekelompok mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berkolaborasi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sajen, Dusun Sumberan untuk menciptakan alat tanam modern. Inovasi ini diharapkan dapat mendorong produktivitas petani sekaligus mengurangi beban kerja manual yang selama ini menjadi tantangan utama.


Kolaborasi ini dimulai dari observasi lapangan yang dilakukan oleh para mahasiswa, yang terdiri dari jurusan Teknik Industri, Arsitektur, dan Administrasi Bisnis. Mereka bekerja sama dengan Gapoktan untuk mengidentifikasi permasalahan yang sering dihadapi petani, seperti keterbatasan tenaga kerja dan waktu tanam yang panjang.

Mahasiswa UNTAG Surabaya Mendampingi Dalam Mempraktekan Cara Kerja Alat
Mahasiswa UNTAG Surabaya Mendampingi Dalam Mempraktekan Cara Kerja Alat

Alat tanam yang dikembangkan ini menggabungkan teknologi sederhana dengan mekanisme Semi Otomatis. Alat ini mampu menanam tunas bawang merah secara baik dan merata dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan metode manual. Selain itu, alat ini dirancang agar mudah digunakan oleh petani dengan berbagai tingkat pendidikan.

Fitur utama alat tanam bawang ini, meliputi:

  • Sistem Penanam Otomatis: Mengatur jarak tanam secara akurat 
  • Material Ramah Lingkungan: Dibuat dari bahan lokal yang tahan lama.
  • Desain Ergonomis: Meminimalkan beban kerja fisik petani.

Menurut Bapak Sukirno selaku pemilik lahan pertanian, alat ini telah diuji coba di beberapa lahan sawah dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. 

Selain meningkatkan efisiensi, alat ini juga berpotensi menghemat biaya operasional karena tidak memerlukan bahan bakar mahal dan dapat dirawat dengan mudah oleh petani setempat.

Proyek ini mendapatkan apresiasi dari petani setempat yang melihat potensi besar dalam penerapan teknologi sederhana untuk memajukan pertanian desa.

Dengan langkah ini, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan Gapoktan Desa Sajen, Dusun Sumberan telah membuktikan bahwa kerja sama dapat menjadi kunci untuk menghadirkan solusi konkret bagi sektor pertanian di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun