Mohon tunggu...
Mashen
Mashen Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Pemimpi yang selalu berimajinasi dan berjiwa visioner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Generasi Sandwich: Rumit Tanpa Solusi?

3 Oktober 2023   08:54 Diperbarui: 3 Oktober 2023   08:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena generasi sandwich adalah gambaran kehidupan keluarga modern yang semakin mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Istilah ini mengacu pada individu yang menemukan diri mereka terjepit di antara dua generasi, yaitu generasi di atas (orang tua) yang semakin menua dan memerlukan perhatian, serta generasi di bawah (anak-anak) yang masih membutuhkan perawatan dan bimbingan.

Sebab-sebab Munculnya Generasi Sandwich

Peningkatan Usia Harapan Hidup: Salah satu faktor utama yang memicu fenomena generasi sandwich adalah peningkatan usia harapan hidup. Orang-orang hidup lebih lama, dan ini berarti bahwa anak-anak dewasa seringkali harus merawat orang tua mereka yang memerlukan perawatan kesehatan dan dukungan finansial dalam jangka waktu yang lebih lama.

Perubahan dalam Struktur Keluarga: Perubahan dalam struktur keluarga juga berperan dalam munculnya generasi sandwich. Keluarga modern cenderung menjadi lebih kecil dan terbagi, dengan lebih sedikit anggota keluarga yang dapat berbagi tanggung jawab merawat orang tua. Selain itu, perkawinan yang berakhir dengan perceraian atau kematian salah satu pasangan dapat meninggalkan satu individu harus memikul tanggung jawab untuk dua generasi.

Tekanan Ekonomi: Harga hidup yang semakin tinggi, perumahan yang mahal, biaya pendidikan, dan perawatan kesehatan yang melambung, semuanya dapat menciptakan tekanan ekonomi tambahan bagi generasi sandwich. Mereka harus memenuhi kebutuhan finansial mereka sendiri, anak-anak mereka, dan juga orang tua mereka.

Dampak Generasi Sandwich

Stres Emosional: Merawat dua generasi sekaligus dapat mengakibatkan tingkat stres emosional yang tinggi. Beban perasaan yang harus dihadapi, bersama dengan perasaan bersalah atau cemas, dapat mempengaruhi kesejahteraan mental individu tersebut.

Beban Finansial: Mencari dana untuk membiayai kebutuhan dua generasi dapat menjadi tantangan finansial yang besar. Generasi sandwich seringkali harus mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk perawatan dan dukungan yang diperlukan.

Kurangnya Waktu Pribadi: Mengurus dua generasi juga dapat mengakibatkan kurangnya waktu pribadi. Individu generasi sandwich seringkali harus mengorbankan waktu untuk diri mereka sendiri dan hobi mereka, sehingga mengorbankan keseimbangan dalam kehidupan.

Mengatasi Tantangan Generasi Sandwich

Komunikasi Terbuka: Komunikasi yang jujur dan terbuka dengan semua anggota keluarga adalah kunci untuk mengelola peran sebagai generasi sandwich. Diskusikan harapan, kebutuhan, dan dukungan yang diperlukan secara terbuka.

Mencari Dukungan Luar: Jangan ragu untuk mencari dukungan dari sumber-sumber luar seperti kelompok dukungan, terapis keluarga, atau organisasi yang dapat memberikan bantuan finansial atau perawatan tambahan bagi orang tua.

Manajemen Waktu yang Bijak: Manajemen waktu yang efisien adalah kunci untuk mengatasi tantangan generasi sandwich. Buat jadwal yang baik dan alokasikan waktu dengan bijak untuk berbagai tanggung jawab.

Perencanaan Keuangan: Perencanaan keuangan yang bijak dapat membantu mengelola beban finansial. Buat anggaran, investasikan dengan cerdas, dan pertimbangkan sumber-sumber pendapatan tambahan jika diperlukan.

Fenomena generasi sandwich adalah tantangan nyata dalam masyarakat modern. Hal ini mengingatkan kita pada pentingnya solidaritas keluarga dan kesiapan untuk menjaga kesejahteraan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun